Seiring berkembangnya diri kita dari lahir hingga menjadi dewasa, kita diarahkan untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kebudayaan yang berasal dari Agama dan nilai moral yang berlaku di masyarakat.Â
Pengarahan tersebut dilakukan secara bertahap. Saat kita kecil dan mulai menghadapi dunia luar, tentunya kita mulai diajarkan bagaimana cara kita bertindak agar tidak melenceng dari nilai agama dan nilai moral.Â
Misalnya yaitu kita yang menganut suatu agama diajarkan untuk tidak mencuri, otomatis kita akan berusaha untuk menghindari perbuatan mencuri dikarenakan perbuatan tersebut melenceng dari nilai agama dan nilai moral yang kita yakini.
Dalam buku Communication Between Cultures terdapat tiga kelompok sosial yang mengarahkan serta menguatkan diri kita untuk bertindak sesuai dengan nilai kebudayaan yaitu keluarga, masyarakat, dan agama. Kita akan berfokus pada bagaimana kelompok sosial yaitu keluarga yang mengarahkan diri kita agar dapat membentuk persepsi serta bertindak sesuai dengan nilai kebudayaan khususnya nilai agama dan nilai moral.
Keluarga adalah salah satu kelompok sosial yang membimbing kita mengenai pentingnya berpikir serta bertindak yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan. Tindakan tersebut masuk ke dalam pengertian Deep Structure of Culture yang menjelaskan bagaimana kelompok sosial mengarahkan anggotanya untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki. Deep Structure of Culture menjelaskan bagaimana sebuah nilai budaya dapat dipahami dan tidak dapat dipahami oleh banyak orang (Samovar, 2017).
Misalnya yaitu terdapat 2 keluarga yang sedang mengarahkan anaknya saat bersiap untuk menghadapi dunia perkuliahan. Keluarga pertama mengingatkan anaknya untuk tidak berpacaran sehingga tidak menganggu fokus kuliahnya, sebaliknya dengan keluarga kedua yang mewajarkan anaknya untuk berpacaran sebagai pengalaman romantisme di masa perkuliahan. Kedua keluarga tersebut memiliki variasi pandangan yang berbeda.Â
Hal ini juga berlaku bagi keluarga yang mengarahkan kita tentang perbuatan baik apa saja yang harus diikuti dan perbuatan buruk apa saja yang harus dihindari. Perbuatan yang harus dihindari menurut keluarga kita, belum tentu dapat dipahami oleh keluarga lainnya bahwa hal tersebut harus dihindari.
Melalui pengalaman tersebut, saya mempunyai pengalaman yang berbeda di dalam keluarga saya. Sebagai anggota keluarga dan generasi penerus selanjutnya, keluarga tentunya menginginkan anak-anaknya untuk bertindak dengan baik sesuai dengan apa yang diajarkan oleh orang tua. Keluarga saya mengajarkan tindakan yang berasal dari nilai keagamaan dan nilai moral.
Nilai keagamaan dalam Agama Kristen Katolik terdapat 10 perintah Allah yang berisi seperti hormatilah bapak dan ibu mu. Kita diarahkan untuk selalu menghormati orang tua karena orang tua adalah orang yang berusaha untuk mengembangkan diri kita menjadi lebih baik.Â
Perintah lainnya yaitu kuduskanlah hari Tuhan, dimana pada saat hari minggu adalah hari yang wajib untuk merayakan hari Tuhan. Saya sebagai anggota keluarga diarahkan oleh orang tua agar selalu merayakan hari Tuhan baik pada setiap hari minggu maupun hari penting lainnya seperti hari paskah dan juga natal.
Nilai moral dalam keluarga juga selalu diajarkan kepada anggota keluarga. Nilai moral yang diajarkan oleh keluarga saya selama ini yaitu selalu berpamitan saat ingin pergi atau keluar dari rumah.Â
Hal tersebut diyakini oleh keluarga saya bahwa budaya berpamitan sebagai tindakan yang menghormati orang tua, dimana saat berpamitan saya sebagai anak selalu melakukan salim tangan kepada orang tua saya.Â
Selain itu juga, nilai moral yang diajarkan adalah membuang sampah pada tempatnya. Keluarga saya mengajarkan bahwa kebersihan sebagai aspek penting dalam menjaga rumah yang nyaman untuk ditinggali, sehingga saya harus menjaga kebersihan dengan mulai dari membuang sampah pada tempatnya.
Melalui pengalaman tersebut menjelaskan bahwa keluarga adalah salah satu aspek utama dalam mengarahkan para anggotanya untuk bertindak sesuai dengan nilai kebudayaan yang dipercaya.Â
Hal yang diyakini dalam keluarga saya yaitu bahwa ketika kita diarahkan untuk bertindak sesuai yang diajarkan para leluhur berguna untuk menghadapi dunia luar yang bertemu banyak orang dengan keragaman yang berbeda-beda.Â
Walaupun tindakan tersebut tidak sepenuhnya orang paham (pandangan berbeda), keluarga saya mengarahkan saya untuk menghargai pandangan tersebut dan menjelaskan mengapa saya melakukan tindakan tersebut.
Daftar Pustaka
Samovar, L., Porter, Richard., McDaniel, Edwin R. dan Roy, Carolyn S. (2017). Communication Between Cultures. Cengage Learning.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H