Mohon tunggu...
Menulis Untuk Hidup
Menulis Untuk Hidup Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis untuk Hidup

Menulis Untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rakyat bersama Mahasiswa Papua Tolak Dareah Otonomi Baru (DOB) di Tanah Papua

1 April 2022   20:43 Diperbarui: 1 April 2022   20:50 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Alpius Uropmabin. Mahasiswa Papua dan Rakyat berdemostrasi Tolak DOB di depan Lampuh merah Lingkaran Abefura. Kota Jayapura. Papua. ( Jumat, 1 April 2022). 

TNI-POLRI SIBUK BLOKIR DEMO RAKYAT PAPUA,  MENTERI DALAM NEGERI DAN DPR RI 

                           SIBUK URUS PEMEKARAN PROVINSI DI PAPUA.

Ikutilah dengan saksama ulasan singkat ini. Sepertinya, penguasa Indonesia sedang panik karena adanya tekanan internasional persoalan pelanggaran berat HAM di Papua. Tapi, penguasa menganggap remeh persoalan Papua dan sibuk dengan bukan masalah-masalah krusial. Blokir para demo dan pemekaran provinsi boneka bukan masalah urgent (mendesak). 

    Penguasa Indonesia, TNI-Polri jangan sibuk dengan hal-hal tidak penting dan mendesak serta sampingan.  Sementara di negara indonesai ada banya hal  yang harus di selesaikan oleh  Pemerintah Indonesai, terutama masalah kemanusiaan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Namun pemerinta biarkarkan begitu saja.

IZIN TAG PA KAPOLDA PAPUA Mathius Fachiri 

MELINA WONATOREI ALIAS  Mosaba Ausiwerini Imbiri MENULIS✍️

Sudakah kita suda memahami tentang apa itu DEMO? 

(Jangan hanya sekedar Di baca saja tetapi  di simak dan di pahami👍)

  Sebagai Orator jalanan dari jaman Soeharto di lengser oleh mahasiswa tahun 1998 sebelum lahirnya UU Bebas Berpendapat. hingga hari  ini adanya lahir UU bebas berpendapat saya akan terus bersuara.

    Saya mau ajak publik secara umum baik Aparat keamanan pemerintah dan Pendemo agar sama-sama kita  memahami tentang tujuan mulia dr UU RI NO 9 TAHUN 1998 tentanag Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

    Undang Undang memberikan ruang sebebas bebasnya kepada warga negara untuk menyampaikan pendapatnya, dan protesnya kepada kebijakan Pemerintah yang tidak Demokratis. Kebijakan pemerintah yg di putuskan sepihak.  

    Kita sama-sama tahu bahwa, Adanya pemerihtah itu dari Rakyat oleh Rakyat dan untuk Rakyat, itu berarti setiap kebijakan Pemerintah harus berdasarkan Aspirasi rakyat melalui Parlemen yg di sebut DPR RI, DPD RI, DPRP dan DPRD.

    Hari ini sekelompok mahasiswa dan komponen peduli Papua  melakukan DEMO DAMAI terhadap kebijakan pemerintah yang di anggap keputusan sepihak oleh pengambil keputusan, salah satu protes Warga Negara adalah Orang Papua adalah tentang Pemekeran DOB karena keptusannya sepihak dan tidak di lakukan jajak pendapat kepada masyrakat akar Rumput pemilik Hajat.

Namun sampeh hari ini, Pendemontrasi tidak perna memberikan ruang untuk menyampaikan Pendapatnya. Karena di halang oleh TNI dan POLRI. sebenarnya ini patut di pertanyakan karena negara ini suda ada UU yang mengatur bawah setiap orang bebas mengemukakan Pendapatnya di muka umum. Namun sampeh hari ini Mahasiswa  dan Rakyat Papua tidak perna memberikan ruang untuk berpendapat di muka Umum. Selalu di halang oleh Polri dan TNI. Kenapa ee.....?????

 KENAPA DEMO DI LARANG??        

    Jika Demo terus di larang sekaligus Hapus sistem Demokrasi dari NKRI dan kita kembali kepada PANCASILA sila ke 4 PERMUSYAWARATAN YANG DI PIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN.

    Pilihlah pemimpin lewat Musyawarah saja agar setiap keputusan itu sifatnya Desentralisasi/ keputusan pusat. Kembalilah ke Orde Baru mungkin itu lebih tepat dengan penerapan sistem militer.

    Polisi itu hanyalah ASN yg di persenjatai bukan lagi militer ,berarti lebih humanis dalam melakukan pengamanan,tidak perlu Patroli dengan Mobil-mobil perang dalam Kota seola- olah ada gangguan keamanan yang masif atau kurang Kondusif.

    Justru dari pihak aparat keamanan yang meresahkan kondisi keamanan di atas tanah Papua, terkesan pihak aparatlah yg menciptakan perang saraf masyarakat dan bisa bermuara kepada perang fisik.

    Sejak injil masuk di Papua tahun 1855 orang papua sudah mengenal terang kristus yg menyentuh Hati.

    Jangan kita ciptakan keadaan seolah olah orang Papua jahat dan Brutal, jika hari ini ada terjadi insiden saling menyerang antra 2 pihak bersenjata "Mari Intropeksi Diri" Siapa yang memulai??

    Jika kita terus Bungkam Orang Asli Papua menyampaikan pendapat di muka umum dengan mengedapankan cara militer terus di atas Negeri cenderawasih ini maka Niscaya papua akan di kotakan oleh PBB sebagai Basis Merah konflik.

    Cobalah kita kedepankan Rasa kemanusiaan dan UU Bebas Berpendapat itu sendiri sebagai  Acuan Perdamaian.

    Belajarlah dari pak Gusdur hadapi papua dengan Hati menjunjung Azas kemanusiaan datang duduk dan tanya "ORANG IRIAN JAYA KAMU MAU APA"  mau tanah kami west papua ya kan tinggal ganti nama  IRIAN JAYA ke PAPUA  Gitu aja kok Report.

    Andaikan Gusdur di bangkitkan kembali Mungkin lebih Humanis dan kondusif tanah ku Papua.

    Mari setiap orang yang bernafas di atas tanah papua berpulang ke hati masing-masing dan bertanya sudahkah saya berguna bagi Tanah papua dan Pancasila itu sendiri......??

    Banyak orang menegur saya ..Hei Melina Stop menulis tentang tanah papua nanti  mengikuti kamu saya menjawab jauh sebelum saya di bayangi-bayangi saya sudah pernah kena pantat senjata ketika mahasiswa dan mendekam di polda makasar 1 Desember 2000. Dikutip oleh Akun FB (@Ning.).

Salam Sehat Menciptakan Tanah  Papua yang Damai...........

Penulis: Alpius Uropmabin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun