Mohon tunggu...
Christofer Adi
Christofer Adi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis yang tertarik di dunia jurnalistik baru-baru ini. Membiasakan diri untuk rutin menulis, karena rajin itu pangkal pandai.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Profesi Barista di Mata Gen Z, Sekadar Gengsi atau Dedikasi?

8 November 2024   18:34 Diperbarui: 8 November 2024   21:20 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau masalah awareness, seorang barista harus dituntut punya kepekaan yang baik. Nggak cuman di station, tapi juga saat berada di situasi tertentu. Di suatu momen, Aku sempat jadi koordinator di tempatku kerja. Nah, mereka ini nggak peka. Sudah tahu kondisi lagi ramai pelanggan, malah sempat-sempatnya bercanda," cetus Valiant.

Personal branding seorang barista

Selepas berkeluh kesah, kami memutuskan untuk berganti topik. Perbincangan kami semakin asik, tatkala playlist musik warung kopi mulai dimainkan. "Akad" karya Payung Teduh menambah suasana syahdu obrolan malam itu.

Valiant turut membahas serba-serbi seorang barista. Tepatnya outfit yang menjadi ciri khas pekerjaan itu. Semula, penampilan barista dikenal mengenakan jaket denim, tote bag, dan sneakers. Seiring berkembangnya zaman, ada tambahan "atribut" seorang barista. Tato kecil.

"Sejak dulu sampai sekarang, barista selalu punya stereotip berpakaian mereka sendiri. Ya mungkin tato kecil itu jadi tambahan biar makin keren," ucapnya seraya tertawa.

Selain gaya berpakaian, barista juga memiliki portofolio khusus. Hal itu tampak dari skill brewing mereka. Biasanya, sebagai bentuk apresiasi dan membangun personal branding, para peracik kopi itu mengabadikan serangkaian karya mereka di laman Instagram. Yang paling sering adalah latte art.

Valiant mengaku dirinya juga memiliki akun khusus diperuntukkan portofolionya sebagai barista.

"Memang setiap karya harus diabadikan. Jadi bukan sekedar difoto saja, tapi juga itu menandakan seberapa jauh perkembangan kita sebagai barista. Itung-itung kalau dilirik sama owner kopian lain. Ya, bisa juga untuk karir kita kedepan," tandasnya.

Apakah barista jadi pekerjaan rekomendasi?

Menutup pembicaraan, Valiant menganggap menjadi barista ibarat mengabdi. Banyak pelajaran yang bisa diambil ketika serius mendalami profesi tersebut. Mulai profesional kerja, kedisiplinan, dan banyak hal positif lain. Termasuk gaji yang lumayan.

"Aku dulu gaji paling besar dapat 3 juta. Kalau temanku yang masih menggeluti barista, bisa sampai 4,6 juta. Ya, nyentuh Upah Minimum Regional (UMR) Sidoarjo lah," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun