Mohon tunggu...
Christin ChatrinNebore
Christin ChatrinNebore Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Saya merupakan pegiat sosial di sela-sela perkuliahan, melalui aktivisme terkait pemenuhan hak anak dan perempuan, sumber daya berkelanjutan dan pelestarian bakau di Papua Barat. Saya juga sering mengisi waktu luang dengan bermain alat musik yakni gitar dan piano.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelusuri Peristiwa Migrasi pada Montgomery Slave Trade di Amerika Serikat

25 Maret 2023   20:49 Diperbarui: 25 Maret 2023   20:52 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sampai di Montgomery, para budak disimpan di gudang milik depot-depot atau juragan budak. Apabila budak tidak terjual laku di pasar, maka mereka akan hidup dalam gudang penyimpanan tersebut hingga terjual pada saat lelang budak. 

Para memilik modal merupakan pembeli dari budak-budak tersebut. Misalnya John Murphy, pemilik gudang di 122 Commerce Street yang digunakan pedagang budak pada 1850an. Wajah para budak akan dicetak pada selebaran atau iklan dan poster mulai dari anak-anak hingga dewasa. 

Gudang penyimpanan tersebut menjadi properti tetap dari pemilik hingga akhir Perang Sipil. Depot-depot tadi di operasikan oleh pedagang budak berlisensi, dan menyandera perempuan, laki-laki, hingga anak-anak. Depot tersebut berfungsi sebagai lokasi berdagang dan tempat penahanan hingga lelang di pusat kota. 

Montgomery memiliki empat depot budak utama pada deretan Market Street (sekarang menjadi Dexter Avenue). Pedagang paling terkenal dan aktif dalam jual beli budak saat itu adalah Mason Harwell. 

Perbudakan di Amerika memberi trauma yang mendalam khususnya bagi orang-orang Afrika yang bermigrasi kala itu, dampaknya dirasakan hingga saat ini. 

Ketidakadilan dan pelanggaran HAM yang berlangsung karena diskriminasi ras membentuk narasi-narasi intoleran dalam masyarakat modern masa kini. Salah satu gudang tempat penahanan budak kulit hitam yang dulunya adalah pabrik kapas sekarang dijadikan museum di 400 N. Court Street, Montgomery.

Situs Bersejarah yang Menjadi Warisan Pengetahuan

Peace and Justice Memorial Center di 414 Caroline Street, Montgomery, Alabama, AS (Source: Dokumentasi pribadi)
Peace and Justice Memorial Center di 414 Caroline Street, Montgomery, Alabama, AS (Source: Dokumentasi pribadi)

The Legacy Museum jaraknya sangat dekat dengan stasiun kereta yang dahulu digunakan sebagai jalur transportasi budak kulit hitam. Museum ini berisi tentang dokumentasi dari perdagangan budak kulit hitam, serta lokasi asli dari ruang-ruang penahanan seperti penjara. 

Pengunjung dapat mempelajari mengenai asal-usul keturunan ras Afrika-Amerika dari peristiwa migrasi orang-orang Afrika ke Amerika melalui perbudakan. 

Dalam area yang sama, di dekat museum juga terdapat National Memorial for Peace and Justice, berisi tugu-tugu peringatan dan batu-batu nisan para budak yang tidak tercatat di media massa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun