Mohon tunggu...
Christina Susi Handayani
Christina Susi Handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru/SD Tarakanita 5 Jakarta

Saya adalah seorang guru yang tidak ingin hanya menjadi guru saja, namun ada kelebihan lain yang harus saya miliki. Oleh karena itu saya senang mengembangkan diri saya dengan dan dari mana saja sumbernya yang penting cocok dengan hoby dan bermanfaat bagi saya. Saya senang menulis, saat ini saya sedang mengikuti beberapa buku antologi. Saya sudah memiliki beberapa buku antologi puisi dan satu buku antologi cerpen. Semoga saya bisa terus menulis dan menulis. Menulis itu sungguh mengasyikkan. Semangatttt!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 2.2

4 Maret 2023   23:19 Diperbarui: 4 Maret 2023   23:21 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.2

 

Kembali lagi sampai pada kegiatan Jurnal Refleksi. Jurnal refleksi ini merupakan salah satu kegiatan rutin dalam PGP (Program Guru Penggerak). Kami para Calon Guru Penggerak (CGP) diberi tugas untuk menuliskan apa saja yang sudah dipahami selama pembelajaran modul tertentu (upgrading skill).

Kali ini saya akan menuliskan apa yang saya dapatkan selama mempelajari modul 2.2 dalam kurun waktu 2 minggu terakhir. Banyak cara atau metode untuk menuliskan refleksi. Saya akan menggunakan metode 4F yang diprakrsai oleh Dr. Roger Greenway yang mencakup 4 F yaitu Facts, Feelings, Finding dan Future.

Fact (Fakta)

Kamis, 23 Februari 2023, kami disapa oleh fasilitator kami Bapak Ismail yang sangat rajin mengingatkan tugas kami dalam PGP. Beliau menyampaikan bahwa hari tersebut merupakan hari pertama kami akan mulai belajar tentang modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional. Kami mulai dari diri dari rangkaian alur MERDEKA kemudian dilanjutkan Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata.

Pada Modul 2.1 ini materinya tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional.

Diharapkan kami dapat memahami dan menjelaskan pentingnya Pembelajaran Sosial dan Emosional dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan, sehingga  peserta didik mampu mencapai prestasi akademik dan bersosialisasi secara maksimal.

Pembelajaran Sosial dan Emosional didasarkan pada kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) tujuannya adalah untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, kesadaran sosial, manajemen diri, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Kami juga harus dapat menjelaskan  dan  mengimplementasikan tentang pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah. Ada 4 indikator di dalamnya yaitu:

  • Pengajaran eksplisit
  • Integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik
  • Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah
  • Penguatan pembelajaran sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan PTK)

Pada hari Selasa, 28 Februari 2023 kami masuk dalam kelompok Ruang Kolaborasi. Kami dibagi dalam kelompok sesuai jenjang mengajar. Saya masuk dalam jenjang SD kelas tinggi. Dalam satu kelompok kami ada 5 orang. Kami mendiskusikan 5 ide penerapan 5 KSE sesuai dengan karakteristik jenjang pendidikan.

Pada Hari Rabu, 1 Maret 2023 kami mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut dalam Ruang Kolaborasi 2 (Rukol 2). Setiap kami berkelompok, selalu anggotanya berbeda-beda dan berganti. Dari situlah kami banyak mengenal teman-teman CGP satu angkatan. Mereka sangat bisa diajak kerjasama, saling menghargai, dan saling mendukung.

Sumber: dokpri
Sumber: dokpri

Feeling (Perasaan)

Tak terasa kami para CGP angkatan 7 sudah belajar sampai modul 2.2. Selama kami belajar dalam PGP ini banyak hal baru yang kami dapatkan. Tapi tak dapat dipungkiri, kami juga harus pandai membagi waktu dengan pekerjaan utama. Tapi tetap harus semangat untuk menuntaskan tugas-tugas dalam pendidikan guru penggerak ini. Apalagi pada semester 2 ini, kegiatan di sekolah sedang meningkat. Tapi dengan semangat dari Bapak Ismail fasilitator kami dan Ibu Utami pengajar praktik kami, semangat dan motivasi terus diberikan. Kami merasa selalu mendapat siraman semangat dari mereka.

Sebenarnya untuk materi di modul 2.2 ini sudah dilaksanakan di setiap sekolah, mereka sudah mengimplementasikan, namun belum terinci seperti pada contoh. Artinya kami mendapat hal baru, bahwa penerapan pembelajaran sosial emosional memang patut untuk direncanakan dengan baik. Materi pada pembelajaran sosial dan emosional ini berkaitan erat dengan modul sebelumnya, seperti pada filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD), bahwa kita hendaknya menjadi penuntun murid kita untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Juga berkaitan dengan modul tentang  budaya positif di kelas atau sekolah.  Harapannya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, iklim satuan pendidikan menjadi aman, dan menghargai keragaman.

Saya banyak mendapat pencerahan dari sharing teman-teman, bagaimana menjadi guru yang ideal dan dapat mengatur sosial emosional, bagaimana menerapkan pembelajaran sosial emosional di sekolah. Saya berharap dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran.

Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang diperoleh setelah mempelajari modul 2.2 tentang pembelajaran yang mengintegrasikan kompetensi sosial emosional ini, saya mendapat pengalaman belajar dalam meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik.

Apalagi saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) banyak harapan agar saya  dapat mengembangkan pembelajaran sosial emosional dalam pembelajaran di kelas sehingga mewujudkan kompetensi sosial emosional di setiap individu pemelajar. Saya harus dapat memberi contoh kepada teman sejawat bagaimana mengimplementasikan pemeblajaran sosial emosional kepada  murid dengan benar dan terinci.

Selama ini saya merasa sudah melakukan pembelajaran sosial emosional dalam kelas, dalam proses belajar. Ternyata hal ini kurang tepat. Kita sebagai pendidik  harus dapat mewujudkan kesejahteraan psikologis (well being) murid sebagai landasan awal dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Untuk dapat mewujudkan kesejahteraan psikologis (well being) murid, kita harus dapat bersikap reflektif dan kritis terhadap kesejahteraan psikologis (well being) murid, agar tercipta pembelajaran yang penuh keterbukaan sehingga tersampaikan kepada murid dan murid juga merasa nyaman dalam belajar.

Future (Penerapan)

Dari sekian banyak yang sudah saya paparkan di atas, saya merasa termotivasi untuk menerapkan dalam pembelajaran di kelas di sekolah saya. Di awali dari diri sendiri dan harapannya saya dapat menggerakkan teman-teman sejawat untuk turut serta mengimplementasika n dalam kelas mereka. Tentu saja di sini dibutuhkan kolaborasi juga dengan teman-teman sejawat agar rencana ini dapat terwujud demi tercapainya pembelajaran yang menyenangkan dan akhirnya kami dapat memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan murid juga dapat sekaligus mengintegrasikan kompetensi sosial emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun