"Gimana caranya kita mengerjakan tugas kalau berjauh-jauhan seperti ini?"Â
"Jangan berani-berani beranjak dari sana kalau tidak ingin menanggung akibatnya."Â
"Memangnya ada apa?" Kaki kanan sudah menyentuh lantai tapi aku masih duduk di ranjang. Menunggu kalimat jawaban.Â
"Jangan mendekat kalau tidak ingin aku lepas kendali. Saat ini aku sedang meredam hasrat agar tidak menciummu lebih lama dari yang tadi.Â
Segera saja aku menaikkan kaki dan menarik selimut sampai menutup mulut.Â
"Anak pintar," puji Elang.Â
Sepuluh menit berlalu tapi Elang tidak menunjukkan tanda-tanda butuh bantuan, membuat aku jadi penasaran.Â
"Lang," panggilku lirih.Â
Elang menyentuhkan jari telunjuk ke bibir. "Sekarang sudah selesai." Dia mengeliat untuk meregangkan tubuh.Â
"Selesai? Katanya nggak sanggup mengerjakan tugas sendirian? Dari tadi kerja sendiri, aku nggak bantuin sama sekali."Â
"Aku memang nggak sanggup kerja sendiri. Harus ada kamu di dekatku biar semangat kerja dan cepat selesai."