Sepertinya aku harus cepat selesai biar cepat pulang. Kupegang kepala yang makin terasa pusing.
"Sudah ketemu belum?" Fahmi bertanya karena khawatir dengan kondisiku yang seperti orang bingung.
"Cantik," bisik Elang tepat di telingaku membuatku terlonjak.
"Parasit itu cantik. Mereka memiliki bentuk yang unik dan pasti. Kalau tidak berbentuk seperti pisang, bisa dipastikan itu bukan parasitnya."
Hampir saja aku geer karena mengira Elang memuji. Aku mengangguk pelan agar Elang segera menegakkan badan. Posisi tubuhnya yang condong ke arahku membuat jantungku berdebar lebih cepat.
Aku mengangkat tangan sesegara mungkin karena sudah menemukan gametosit. Pak Setyo mendekat dan langsung mencondongkan badan agar dapat melihat temuanku. Elang menarik jas Laboratku agar Pak Setyo lebih leluasa melihat mikroskop. Beliau menanda tangani buku laporanku.
"Segera bereskan perlengkapanmu. Kamu boleh pulang."
"Pak, saya juga sudah selesai." Pak Setyo berpindah ke sebelah untuk melihat mikroskop Elang.
"Saya permisi dulu, Pak," pamitku.
"Tunggu dulu, Lok. Aku antar." Suara Elang terdengar panik. "Kamu pucat sekali."
"Aku baik-baik saja," tolakku tapi ternyata tubuhku berkhianat. Aku limbung dan pingsan saat mencoba berdiri. Masih sempat terdengar teriakan panik dari teman-teman sesaat sebelum kesadaranku hilang.