Mohon tunggu...
Christine Gloriani
Christine Gloriani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pembaca yang belajar menulis

Pembaca yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Pembalasan

30 Desember 2018   13:09 Diperbarui: 30 Desember 2018   13:20 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bermimpi mendapat penghormatan dari saudara-saudaraku

Semua sujud kepadaku

Namun aku disebut pemimpi bukan pemimpin 

Aku datang dengan damai namun digadai

Tapi muslihat ditimpakan kepadaku

Sebuah sumur menjadi tempat pembuangan

Sebuah cerita duka telah disiapkan untuk menutupi kejatuhanku

Apa salahku

Mengapa kesayangan membawa kesunyian

Kuberbuat yang terbaik

Namun kejatuhan tetap kualami

Fitnah demi fitnah

Kesakitan demi kesakitan

Hingga penjara itu datang lagi dalam bentuk jeruji

Kutetap bermimpi hingga akhirnya diangkat keluar

Aku bukan lagi pemimpi belaka namun sudah jadi pemimpin

Pembalasan telah tiba

Mereka tampak di depan mata

Yang disebut orang-orang sebagai saudaraku

Patutlah mereka gentar gemetar di atas altar

Menunggu pembalasan atas dosa mereka

Akan kubalas

Bukan dengan cara yang kejam

Pembalasan bukanlah hakku

Yang bisa kulakukan adalah memaafkan 

Menolong mereka untuk melanjutkan hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun