"Apa kamu sangat kedinginan? Butuh pelukan?" Ferdy membuka mata.Â
"Nggak nyaman kalau tidur di pelukanmu seperti itu." Pandanganku terarah pada jarah antara kursi kami.Â
"Ah iya, kalau saja tidak ada barang di kursi belakang pasti lebih nyaman buat tidur," ujarnya sebelum kembali menutup mata.Â
Satu jam kemudian kami melanjutkan perjalanan. Kali ini kami membicarakan banyak hal tentang masa kecil. Perjalanan terasa semakin cepat hingga gapura desa terlihat. Seminggu ini kami akan menghabiskan waktu di desa, berdua tanpa Linda.Â
"Sudah hampir sampai." Ferdy terlihat bersemangat.Â
Aku bahkan langsung meloncat turun ketika mobil berhenti di depan rumah mungil berlaman luas ini.Â
"Ibu!" teriakku sekeras mungkin.Â
"Fena, Ferdy. Anak-anakku tersayang." Ibu berlari menyambut kedatangan kami. Beliau memeluk kami berdua sekaligus seperti saat masih kecil.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H