Kinan meraih ponsel Elisa dan ikut membaca pesan yang masuk. Namun reaksinya berbeda dengan Elisa. Kinan tampak memegang perut dan pipi secara bergantian karena efek tertawa berlebihan.Â
"Aku bilang juga apa?" sindir Elisa.Â
Elisa masih menatap layar ponselnya. Pesannya dibanjiri oleh ibu-ibu yang meminta Elisa untuk mengambil suaminya karena sudah capek berumah tangga dengan sang suami. Apa segitu mengerikannya pernikahan. Beberapa pesan lainnya malah berisi ajakan untuk kencan lebih intim.Â
"Permisi!" Suara ngebas yang keluar dari mulut cowok gagah dan tampan itu berhasil mengalihkan perhatian Elisa dan Kinan.Â
"Mau cari siapa ya, Mas?"Â
"Bu Dena ada di rumah?"Â
"Eh, Nak Lesus. Masuk dulu. Maaf kemarin Elisa keasikan ngibrol sama Kinan jadi terlambat pulang." Bu Deni tergopoh-gopoh menyambut kedatangan Lesus.Â
"Ini yang kemarin mau dikenalkan? Bukan Lesus yang rumahnya ujung jalan?" bisik Elisa dengan keraguan pada Bu Dena.Â
"Makanya jangan ngilang terus. Dikasih cowok cakep kok nggak mau," balas Bu Dena dengan bisikan lirih agar tidak terdengar oleh sang tamu.Â
"Kenalkan, ini anak saya. Elisa!"Â
"Elisa," ujar Elisa dengan senyum malu-malu.Â