Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan kegiatan pengamatan / observasi dan permagangan yang telah dilakukan oleh mahasiswa FKIP untuk mengenal aspek pembelajaran serta pengeloaan pendidikan. Tujuan dari mengikuti kegiatan PLP ini untuk memantapkan kompetensi akademik kependidikan. Saya mengikuti kegiatan PLP II saat menduduki semester 7 pada tanggal 24 Juli 2023 – 19 Agustus 2023 di MI Muhammadiyah Kertonatan. Selama mengikuti kegiatan PLP ini, saya melakukan observasi dan orientasi, membuat modul ajar, dan praktik mengajar.
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman mengikuti kegiatan ini, saya menemui permasalahan yang terdapat di dalam kelas yaitu siswa mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran. Sekolah dasar merupakan pondasi utama dalam pengembangan intelektual bagi anak. Guru memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan yang terdapat di ruang kelas. Salah satu permasalahan yang dijumpai yaitu kesulitan belajar siswa pada saat proses pembelajaran. Kesulitan belajar merupakan keadaan siswa yang mengalami sebuah kesulitan dalam pembelajaran, hal tersebut dapat dipicu karena adanya ancaman, hambatan, dan gangguan dalam belajar. Guru harus mampu mengenal dengan baik para peserta didiknya, baik kepribadian maupun karakternya. Guru MI Muhammadiyah Kertonatan mengenal dengan baik setiap peserta didiknya, baik nama, kepribadian, karakter, dan latar belakang dari peserta didiknya.
Hubungan yang baik antar pendidik dan peserta didik dapat memudahkan guru untuk mengenali kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya. Sehingga, pada saat kondisi siswa mengalami kesulitan belajar, guru dapat mengidentifikasi ciri-ciri kesulitan belajar yang terjadi pada peserta didik dan mengembangkan strategi yang sesuai. Ciri-ciri kondisi anak mengalami kesulitan belajar di MI Muhammadiyah Kertonatan dapat dilihat dari prestasi belajar anak yang rendah yaitu memperoleh nilai dibawah rata-rata, usaha yang telah dilakukan tidak setimpal dengan hasil yang diperoleh, sikap acuh dan kurang wajar dalam pembelajaran, seringkali berperilaku menyimpang, dan cenderung lebih emosional.
Peserta didik di MI Muhammadiyah Kertonatan yang mengalami kesulitan belajar terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang mengalami kesulitan belajar cenderung tidak fokus pada saat pembelajaran, peserta didik tidak memperhatikan guru dan sering mengalihkan perhatiannya. Kemungkinan hal ini disebabkan adanya aspek perbedaan gaya belajar peserta didik, dalam pengamatan proses pembelajaran terlihat bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda, jika metode pembelajaran disamakan menyebabkan ketidak efektifan pembelajaran. Sehingga, perlu adanya pendekatan personal untuk membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
Selain dari ciri-ciri kesulitan belajar, terdapat juga faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar. Faktor tersebut berasal dari dalam diri siswa dan berasal dari luar diri siswa (internal dan eksternal). Faktor dari dalam diri siswa berasal dari kemampuan intelektual, afeksi, motivasi, usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat dan penginderaan. Sedangkan faktor dari luar siswa berasal dari guru, kualitas pembelajaran, sarana prasarana, dan lingkungan. Sehingga, dari faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa, faktor lingkungan memiliki peran penting. Sebagian peserta didik mengalami kesulitan belajar disebabkan keadaan rumah yang kurang mendukung, seperti kurangnya dukungan dari orang tua dan fasilitas belajar. Oleh karena itu, perlu untuk melibatkan peranan orang tua dalam mendukung proses pendidikan yang dapat meciptakan suasana belajar yang kondusif.
Setelah mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik, guru dapat melakukan teknik untuk memahami siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui data. Jenis data yang perlu dipahami yaitu identitas pribadi, data fisik, psikis, kebiasaan, cita-cita, prestasi, dan lingkungan. Guru MI Muhammadiyah Kertonatan melakukan upaya dengan cara mengumpulkan data dengan melakukan observasi kepada peserta didik, melakukan interview dengan mewawancarai siswa yang mengalami kesulitan atau melakukan wawancara pada teman atau orang tua siswa yang sedang mengalami kesulitan belajar, melakukan tes diagnostik, dan melihat catatan arsip dokumentasi siswa.
Setelah guru memahami kesulitan belajar siswa dan memperoleh data-data, selanjutnya guru dapat melakukan diagnosa kesulitan belajar pada peserta didiknya. Di MI Muhammadiyah Kertonatan ditemukan siswa kelas 1 dan 2 mengalami kesulitan belajar membaca, siswa kesulitan untuk mengeja kata dan sering terbalik dalam mengucap huruf atau kata. Hal yang dilakukan guru ketika terdapat siswa yang mengalami kesulitan untuk membaca yaitu guru mendikte siswa dari huruf menjadi rangkaian kata, selain itu guru juga melatih siswa untuk membaca secara bergilir dan menyimak. Faktor penyebabnya dikarenakan adanya faktor biologis perkembangan dari otaknya cenderung lambat.
Selain membaca, terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis yang disebabkan kurang terlatih kemampuan psikomotoriknya. Ditemukan siswa mengalami kesulitan untuk menulis, seperti dalam menulis huruf tidak konsisten, penulisan huruf kapital dan huruf kecil kurang tepat, ukuran penulisan tidak proposional, dan lambat dalam menyalin dan menulis. Terdapat juga kesulitan belajar anak untuk berhitung, anak mengalami kesulitan dalam memecahkan soal dan latihan yang diberikan oleh guru. Kesulitan yang ditemui yaitu penempatan letak satuan, puluhan, dan ratusan, belum paham symbol operasi hitung, dan kesulitan memahami soal.
Dari kesulitan belajar dalam pembelajaran yang dialami siswa, siswa yang mengalami kesulitan membaca, menulis, dan berhitung mendapatkan bantuan dari guru berupa bimbingan secara personal maupun berkelompok. Guru MI Muhammadiyah Kertonatan melakukan upaya bimbingan secara personal dengan memanggil anak yang mengalami kesulitan belajar untuk dibimbing secara personal di ruangan tersendiri di luar jam pelajaran. Pendekatan yang dilakukan guru berupa wawancara untuk berbincang lebih dekat mengenai kesulitan belajar yang dialami oleh anak. Ketika dilakukan wawancara, biasanya anak yang cenderung pemalu akan lebih sulit untuk terbuka dan bercerita. Sehingga guru harus melakukan teknik bimbingan yang cocok untuk anak. Guru MI Muhammadiyah kertonatan biasanya melakukan pendekatan melalui terapi bermain untuk anak yang sulit untuk mengungkapkan cerita.
 Sedangkan bimbingan secara kelompok dilakukan guru di saat proses pembelajaran berlangsung guru membentuk kelompok diskusi yang sudah dibentuk sesuai kemampuan siswa mahir dan kurang mahir. Untuk siswa mahir mendapat tugas untuk mengajari siswa yang kurang mahir. Guru juga melakukan pendampingan saat kegiatan kelompok berlangsung.
Selain usaha dari guru untuk mengatasi masalah belajar pada pembelajaran, guru melakukan kerja sama dengan orang tua siswa. Biasanya disaat rapat wali murid atau pengambilan rapot, guru menceritakan perkembangan siswa kepada orang tua wali murid. Hal ini dilakukan agar orang tua juga dapat menemani anak belajar di rumah dan membimbing anak agar bisa membaca, menulis, dan berhitung. Anak sangat memerlukan motivasi dari dalam diri dan dari luar seperti motivasi dari orang tua dan guru.