Mohon tunggu...
tinaa
tinaa Mohon Tunggu... -

:)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hal yang Perlu Diperhatikan Pra dan Pasca Operasi Gigi

13 Juli 2016   19:08 Diperbarui: 4 April 2017   17:49 30062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Artikel ini adalah sebagai sharing pengalaman saja karena saya bukanlah dokter dan ini saya tujukan bagi mereka membutuhkan informasi terkait, khususnya yang mungkin akan melakukan operasi gigi atau odontectomy.

Total dari jumlah gigi orang dewasa adalah 32, namun 4 dari antaranya, yang adalah gigi geraham, baru akan tumbuh menginjak usia dewasa, biasanya mulai akhir belasan hingga awal tiga puluhan. Oleh sebab itu, gigi geraham ini biasanya disebut geraham bungsu karena tumbuh belakangan. Namun hal ini terkadang bisa menimbulkan masalah ketika tumbuhnya tidak normal, bisa jadi karena rahang yang kecil sehingga tidak cukup space atau ruang bagi gigi tersebut untuk tumbuh. 

Gigi yang tumbuh tidak normal tersebut beragam kasusnya, ada yang harus diambil ada juga yang mungkin tidak perlu, bergantung dari posisi dan kondisinya. Kalaupun ternyata harus diambil, ada yang bisa dicabut seperti cabut gigi biasa, ada juga yang tidak bisa sehingga harus dilakukan melalui operasi kecil yang biasanya disebut odontectomy.

Gigi geraham bungsu saya pertama kali tumbuh ketika saya kelas 2 SMA atau saat berumur 16 tahun. Cenderung lebih cepat, saya juga tidak tahu kenapa. Di saat saya merasa ngilu karena gigi mau tumbuh, sebagian teman-teman malah bingung dan tertawa, emang ada gigi yang tumbuh lagi ya?  Faktanya belum banyak orang yang menyadari hal ini. Saat ini disaat usia saya 24 tahun, keempat giginya sudah tumbuh. Sayangnya salah satu gigi tersebut tumbuh tidak normal alias miring.

Hal ini sudah terlihat semasa kuliah, karena mahkota gigi tidak kunjung muncul sempurna. Ketika baru mulai tumbuh memang tidak terlalu kelihatan. Waktu itu juga dokter gigi pernah berkata bahwa sepertinya gigi itu akan bermasalah alias tumbuh tidak normal. 

Tapi katanya dilihat saja dulu perkembangannya. Seiring berjalannya waktu, saya sadari kenapa tumbuhnya perlahan sekali. Juga terlihat gigi-gigi di depannya jadi terdorong. Lama-lama baru kelihatan dari mahkota gigi yang muncul bahwa geraham tersebut tumbuhnya miring.

Menyadari fakta ini, saya malah jadi takut sendiri karena kakak saya bilang, biasanya harus dioperasi. Saya punya firasat bahwa gigi itu memang tidak bisa dicabut normal. Beberapa waktu lalu, saya putuskan untuk diberanikan saja apapun hasilnya. Berharapnya sih bisa dicabut tanpa perlu operasi. Saya pun periksa ke dokter gigi, menanyakan bagaimana nasib gigi saya ini karena tumbuhnya tidak normal.

Saat itu giginya memang tidak sedang sakit. Setelah diperiksa sebentar, dokternya langsung meminta saya mengambil foto rontgen untuk gigi. Dari situ, terlihat jelas bahwa tumbuhnya miring sekali. Gigi saya mengalami impaksi, pun ada sedikit bengkak di akar gigi. Sebelum operasi, dokter memberikan obat agar bengkak tersebut berkurang.

Akhirnya, dijadwalkanlah operasi gigi atau odontectomy 4 hari setelahnya. Gigi tersebut mau tidak mau harus diambil, posisinya miring sekali nyaris horizontal. Salah satu akarnya menyentuh syaraf dan kalau pun sekarang tidak diambil atau tidak terasa sakit, suatu saat nanti bisa saja menimbulkan masalah. Untuk mencabutnya tidak bisa dicabut normal seperti biasa karena posisinya yang nyaris horizontal. Jadi harus dilakukan melalui operasi kecil oleh dokter bedah mulut.

Odontectomy sebenarnya tidak terlalu menakutkan karena tidak dilakukan di meja operasi melainkan di ruang praktik dokter gigi, hanya saja yang melakukan adalah dokter spesialis bedah mulut, biusnya juga bius lokal seperti cabut gigi biasa. Selain itu, berbeda dengan operasi lainnya, sebelum odontectomy saya diharuskan makan banyak.

Kenapa? Karena efek obat bius biasanya menurunkan tekanan darah. Bagi yang akan melakukan odontectomy ini, saya sengaja menggarisbawahi makan yang banyak. Tidak boleh sampai kelaparan, karena jangankan makan, buka mulut saja nanti akan terasa sakit sekali setelah tindakan dilakukan. Juga harus sikat gigi sebelum tindakan supaya giginya bersih.

Tindakannya sendiri tidak terlalu lama, tidak sampai setengah jam. Waktu itu sekitar 20 menit. Tidak terasa sakit, cuma aneh saja rasanya, lebih ngilu dari cabut gigi biasa karena bagian yang terkait perlu dibedah untuk mengambil giginya. Satu sampai dua jam setelahnya, efek obat bius masih ada, jadi rasanya hanya kebas saja.

Tetapi setelah efek bius hilang, ngilu sekali.  Sebenarnya dokter menganjurkan untuk langsung minum obat setelah darah berhenti, tapi karena masih berdarah dan terasa sakit membuka mulut, saya tidak langsung minum obat.

Kalau bisa, setelah tindakan langsung minum obatnya. Saya baru minum obat 7 jam setelah tindakan. Jangan meniru kebodohan saya ini, karena rasanya nyeri sampai menangis. Bagi yang pernah atau masih memiliki masalah pencernaan, tolong bilang ke dokternya, karena beberapa jenis obat tidak diperuntukkan untuk mereka yang pernah memiliki luka lambung. 

Khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung. Harus bilang ke dokternya. Saya kembali melakukan kebodohan. Sudah lama saya tidak bermasalah dengan lambung saya, jadi saya bilang tidak ada masalah pencernaan karena saat itu memang sudah tidak pernah bermasalah. Tetapi ternyata cataflam cukup keras dan akhirnya saya makan obat itu satu atau dua kali sehari. 

Di hari ketiga saya menyetopnya karena rasanya tidak cocok, lambung saya terasa nyeri. Karena masih bengkak, atas rekomendasi, saya mengganti obat lain di hari keempat atau kelima.

Setelah lebih dari (minimal) 6 hari, jahitannya sudah bisa diambil. Dokter gigi biasa pun bisa melakukannya. Tetapi karena terpotong libur lebaran, saya baru ambil ketika dokternya ada setelah lebaran, hampir dua minggu setelah operasi. Itu pun bukan dengan dokter bedahnya tapi dengan dokter gigi biasa karena dokter yang terkait masih cuti. Jadi bagi yang mau melakukan operasi, perhatikan juga kalender dan hari libur dokternya ya.

Dari pengalaman ini, saya ingin berbagi hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan pra dan pasca odontectomy atau operasi gigi. Semoga yang akan melakukannya tidak mengulangi kebodohan yang saya lakukan.

PRA-Odontectomy (Sebelum Tindakan)

1. Makanlah yang banyak.
Sebelum tindakan jangan sampai kelaparan. Selain karena tekanan darah bisa turun sebagai efek obat bius, juga karena setelah operasi biasanya kamu akan kesulitan untuk makan  ketika luka masih berdarah dan ketika terasa sakit membuka mulut.

2. Jangan lupa menggosok gigi dan kumur bila perlu, karena gigi harus bersih sebelum operasi.

3. Rileks dan tenanglah.
Rasanya memang tidak sakit karena diberi bius lokal. Tetapi kalau tidak rileks atau santai dan banyak bergerak, nanti malah menyulitkan dokter karena orientasi arah dari alat yang digunakan bisa saja terganggu.

PASCA-Odontectomy (Setelah Tindakan)

1. Usahakan setelah operasi langsung pulang ke rumah dan beristirahat, kalau bisa sebelum efek obat biusnya habis.

Karena gigi akan terasa sangat nyeri setelahnya. Terlebih bagi yang memiliki tekanan darah rendah biasanya akan lemas dan agak pusing. Ini saya alami sendiri, jadi lebih baik segera pulang dan beristirahat.

2. Jangan sering meludah, terlebih tepat setelah operasi.
Meludah bisa merusak jaringan darah beku yang telah terbentuk menutup luka sehingga pendarahan bisa terjadi lagi. Memang risih tetapi kalau sering meludah, pendarahannya lebih sulit berhenti. Hal ini juga saya alami karena risih menelannya. Akhirnya karena tidak kunjung berhenti darahnya ya saya tahan saja untuk tidak sering meluldah.

3. Jangan berkumur keras-keras, dikulum saja airnya.
Berkumur, apalagi dengan keras, bisa merusak jaringan yang baru terbentuk dan juga mengganggu jahitannya. Jadi kalau mau berkumur, airnya dikulum saja, jangan dikumur keras-keras.

4. Kompres dengan air dingin segera setelah operasi untuk membantu menghentikan pendarahan pasca operasi.
Setelah operasi, biasanya pipi akan langsung bengkak. Mengompres dengan air dingin atau es batu bisa membantu perdarahan lebih cepat berhenti, juga mengurangi rasa sakit dan bengkaknya. 

Keesokan harinya bisa dikompres dengan air hangat sambil dipijat lembht atau menggerakan mulut perlahan untuk melancarkan aliran darah dan mengurangi kebas atau kaku.

5. Minumlah memakai sedotan.
Biasanya akan terasa sakit untuk membuka mulut, lebih baik minumlah dengan sedotan. Selain itu juga agar tidak mengganggu jahitan atau jaringan yang baru terbentuk.

6. Makanlah makanan yang lunak, khususnya beberapa hari setelah operasi.
Karena membuka mulut akan terasa sedikit sulit termasuk untuk menguyah makanan, maka makanlah makanan yang lunak, seperti bubur atau makanan berkuah.

7. Hindari makan makanan atau minuman yang panas.
Setelah operasi, tidak boleh makan dan minum yang panas-panas. Kalau dingin tidak apa-apa. Mungkin agar tidak memperparah pendarahan dan merusak jaringan yang terbentuk.

8. Jangan membuka mulut terlalu lebar.
Kalau rahang dibuka lebar-lebar, selain terasa ngilu, jahitan termasuk luka dan jaringan barunya juga bisa terganggu. Jadi beraktivitaslah dengan sewajarnya saja.

9. Akan ada efek kebas.
Ketika gigi dicabut, ada kemungkinan syaraf-syarat tertentu, khususnya di sekitar akar gigi akan terluka. Ketika itu terjadi biasanya akan terasa kebas di beberapa bagian mulut yang terkait dengan syaraf tersebut. Tetapi tidak perlu khawatir, rasa kebas itu akan hilang ketika syarafnya sudah sembuh.

10. Sikat gigi perlahan.
Pada bagian gigi yang dekat dengan luka operasi, sikatlah dengan perlahan dan hati-hati. Jangan sampai melukai bagian tersebut.

11. Jaga kebersihan gigi dan mulut, jangan mengorek jahitan.
Jangah lupa menggosok gigi setelah makan. Kalau masih ada sisa makanan yang menempel sekitar luka, jangan dikorek dengan sembarangan dan tidak steril. Berkumur saja dan lakukan dengan perlahan, alias dikulum saja. Bisa berkumur dengan air garam atau obat kumur jika ada, supaya mulut lebih bersih.

Setelah 6 hari, jahitan bisa dicabut. Hal itu bisa dilakukan oleh dokter gigi biasa dan tidak perlu oleh dokter bedah mulut kalau dokter bedah mulutnya tidak ada. Jaringan yang berlubang karena gigi dicabut nantinya akan tertutup secara perlahan oleh jaringan baru yang tumbuh.

Oke, saran-saran ini saja yang bisa saya berikan bagi mereka yang akan melakukan odontectomy atau operasi gigi, yang biasanya dilakukan untuk gigi geraham bungsu. 

Semoga berguna ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun