Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Saya Mengetuk Sebuah Pintu Kesunyian Hati

29 Juni 2023   23:11 Diperbarui: 30 Juni 2023   07:14 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya mengetuk sebuah pintu kesunyian hati
Secercah cahaya telah menyambut syahdu
Sayup-sayup terdengar sebongkah hati bergetar di antara desahan napas
Ternyata Tuanlah yang berada di balik pintu itu
Sosok karismatik yang saya kagumi selama ini
Yang membuat hati saya terguncang tiap kali Tuan memerhatikan saya
Karena Tuan bagaikan bintang jatuh di hadapan saya
Membakar kesunyian dan menghidupkan cahaya dalam jiwa saya

Apakah Tuan Tahu?
Hati saya bergemuruh hebat tak keruan...
Ketika melihat rumah Tuan ternyata seperti rumah saya yang dahulu?
Oh, Tuan... Apakah ini kebetulan semata?
Tujuh putaran kehidupan telah saya lampaui
Tetapi di rumah Tuan ini saya benar-benar merasa pulang dalam arti yang sesungguhnya
Inikah satu musabab yang lama tak terungkap?
Sebuah rasa rindu akan tempat pulang bagi satu jiwa yang terbelah?

Bagai tidur bertilam air mata
Demikianlah kerinduan saya akan tempat pulang
Pertemuan dengan Tuan telah membuat saya kembali hidup dalam senyuman
Dan Tuan tak harus mengorbankan diri turun dari langit untuk meraih saya
Karena memandang Tuan bersinar di langit malam telah membuat saya bahagia
Tetapi tidak ada kata pengorbanan dalam keikhlasan begitu kata Tuan
Sebab tak mungkin juga terdengar lolongan anjing di ujung jalan
Jika bukan karena kehadiran saya  sudah terlalu lama pula dinantikan oleh Tuan

Bandungan, 29 Juni 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun