Dan kulit kopi yang diolah Pak Slamet untuk menjadi cascara dengan kualitas ekspor tersebut bersumber dari kopi Arabika Linie S yang tumbuh di hamparan hijau dari perkebunan kopi di kawasan Candi Gedong Songo dengan ketinggian di atas 1300 mdpl, yang berada di lereng gunung Sakya.
Di dalam hutan lindung itulah kopi-kopi ditanam dengan sistem shade grown dan tumbuh dengan keseimbangan alam yang masih terjaga, di bawah naungan pohon-pohon yang rindang namun sinar matahari masih dapat menerobos lewat celah-celah daunnya saat cuaca terang, dan sebagai pelindung ketika hujan angin menyapa di musim yang berbeda.
Tentu saja faktor pemeliharaan tetap memegang peranan penting untuk mengoptimalkan produktivitas tanaman kopi dengan melakukan pemangkasan ranting-ranting pohon naungan secara berkala, agar sinar matahari tetap bisa masuk untuk proses fotosintesis, selain mempermudah penguraian serasah/sarap (plant litter) yang dapat menjaga tanah tetap subur dan menjaga ketersediaan zat hara dalam tanah.
Dari kebun yang dirawatnya, memang ada beberapa lokasi di mana kopi-kopi itu tumbuh. Dan dari ketekunan Pak Slamet dalam melakukan uji coba pembuatan cascara, Pak Slamet pun akhirnya dapat menentukan di mana titik koordinat (lokasi) kebun kopi yang pertumbuhan dan hasil panen kopinya cocok/sesuai untuk membuat cascara olahannya.
Menyunting dari laman Wikipedia Indonesia, Linie S merupakan varietas kopi Arabika yang berasal dari India, yang kemudian dikembangkan menggunakan kultivar Bourbon. Dan jenis umum yang paling dikenal dari hasil pengembangan tersebut adalah S-288 dan S-795, yang banyak ditemukan di daerah dataran tinggi di Nusantara seperti Aceh, Lintong, Jawa, Bali, Sulawesi, Flores dan juga Papua.
Karena tiap kebun di Nusantara memiliki karakter rasa tersendiri, maka cascara pun bisa jadi memiliki keunikan rasa yang berbeda di setiap daerahnya, meskipun dengan cara pengolahan yang sama dan menggunakan kulit kopi dengan varietas kopi yang sama.
Langit memang tak menunjukkan tanda-tanda akan turun hujan meski awan tetap saja membayangi gunung Sakya, yang bila dilukiskan keindahannya bagaikan bulan berpagar bintang di langit malam.
Demikian pula dengan kehadiran produk minuman dengan nama cascara, ia sungguh pantas mendekati rasa alami buah kopi yang ditemukan di alam dengan berbagai khasiatnya.
Minumlah hangat-hangat tanpa gula dan temukan sensasi kenikmatannya seolah berpetualang ke hutan, mencium aroma alam yang khas dari buah kopi yang menyegarkan.
Di keheningan senja dengan kabut tipis yang turun perlahan dari sang Sakya, 24 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H