Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kahyangan Itu Ada di Desa Wisata Kenteng

11 November 2022   23:46 Diperbarui: 11 November 2022   23:48 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada momen tertentu, anak-anak didik di sanggar ini diminta untuk membawa botol bekas minuman plastik dari rumah untuk dipoles menjadi sesuatu yang berbeda dan memikat. Sumbangan cat akrilik dari orangtua salah satu anak didik sanggar  sangat membantu kegiatan ini waktu itu.

Mewarnai botol plastik dengan cat akrilik (dokpri)
Mewarnai botol plastik dengan cat akrilik (dokpri)

Botol-botol itu akhirnya diwarnai sesuka hati oleh anak-anak didik sanggar yang nantinya akan dijadikan pot bunga dan dibawa pulang kembali setelah diisi bibit bunga yang ada di sanggar.

Tak hanya di sanggar tari ini, di sekolah (TK) di dusun Ampelgading pun kini juga memanfaatkan sampah botol minuman dari plasik sebagai alat permainan edukatif, seperti mobil-mobilan dan lain sebagainya.

Bisakah sampah menjadi bagian dari wisata itu sendiri?

Peningkatan kualitas manajemen di tempat wisata memang perlu memerhatikan masalah pengelolaan sampah. Adira Finance tentu memahami kondisi ini, pengelola tempat wisata sebaiknya memang tak hanya menyediakan tempat sampah dengan jenis/fungsi yang berbeda, kebijakan untuk membuat iklim agar sampah menjadi sesuatu yang memikat dan menjadi bagian dari wisata itu sendiri tentu sangat diperlukan dan bisa menjadi program ke depan yang patut dipikirkan bersama, bahkan mungkin bisa menjadi bagian dari program Desa Wisata Kreatif dalam Festival Kreatif Lokal yang dapat diakses di adira.id/e/fkl2022-blogger.

Beberapa tempat wisata mungkin sudah memiliki Bank Sampah. Meskipun tidak memilikinya, pengelola tempat wisata kini perlu memikirkan alternatif lain yang sejenis, seperti menyediakan sudut ruangan yang menarik untuk membuat sampah menjadi teman, yang tak bisa ditinggalkan begitu saja.

Tidak semua insan (wisatawan) mengerti dan sadar mengenai pemilahan sampah, kita memang perlu memikirkan bagaimana cara yang memikat agar wisatawan tidak tergesa-gesa membuang sampah dari plastik yang bisa didaur ulang seperti botol minuman.

Cat akrilik dan peralatan sederhana seperti kuas, spidol permanen dan gunting, tentu bisa disediakan oleh pengelola tempat wisata di sudut ruangan atau sebuah tempat, yang ditata dengan apik dan semenarik mungkin.

Botol minuman yang telah berubah penampilan tentu sayang untuk dibuang, bahkan bisa dibawa pulang dan dijadikan kenangan akan tempat wisata itu, apalagi bila di situ juga tertera kapan ia berkunjung ke tempat wisata tersebut. Mungkinkah itu dapat dilakukan?

Tradisi tanam pohon di Kahyangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun