Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Laut Malam

2 Desember 2020   16:33 Diperbarui: 18 April 2022   21:43 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini ia kembali datang
Malam tak kuasa mencegahnya
Di bawah benderang bulan purnama
Yang menerangi air laut dalam keheningan
Tuk mengucap maaf yang tak sempat terucap

Ia memang pernah melukai laut
Di masa lampau pernah pergi tanpa berpamitan
Bukan karena badai terlalu cepat menyeretnya ke langit biru
Namun, ketika itu hatinya tak bisa meninggalkan lautan
Yang telah memberikan sejuta makna hidup

Ombak pun kemudian pecah
Deburannya sampai ke bukit
Dengan latar hutan yang lebat
Laut akhirnya meliuk indah menyingkap jati diri
Memberikan maaf sebelum perempuan itu kembali, ke angkasa raya

Tanpa sayap, perempuan misterius itu pun kemudian kembali terbang, menembus langit malam
Kepasrahan telah mendatangkan mata badai untuknya
Membawanya kembali menjadi bintang
Setelah kerinduannya pada lautan
Lebur dalam keikhlasan yang sempurna

Dari balik kabut, 02-12-2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun