Mohon tunggu...
Sketsanol
Sketsanol Mohon Tunggu... Guru - Meraih kebebasan berkarya dan berekspresi tanpa batas.

Sketsanol tercipta dari sketsa-sketsa kehidupan yang diawali titik nol.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuning

1 Juni 2020   22:09 Diperbarui: 1 Juni 2020   22:08 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gracia mendatangi Eri sedang duduk sendirian di kantin sekolah. Kening cewek itu berkerut melihat cowok yang biasanya nongkrong dengan teman-teman belakangan malah suka menyendiri. Pasti ada sesuatu, Eri harus terbuka padaku gumamnya.

"Aku mencarimu di kelas, di lapangan basket dan di mana saja yang biasanya kamu nongkrong. Ternyata kamu duduk sendirian di sini" Gracia membuka obrolan seraya duduk di hadapan cowok bermata bulat itu. Dia hanya mendapat respon diam. Pasti ada masalah yang membuat cowok yang di kenal geger otak kali ini tak bersemangat. Dia harus menemukan cara agar ia mau terbuka.

"Jika kamu ingin mengatakan sesuatu tapi menyakiti perasaanku, itu tidak masalah bagiku asal kamu bahagia" ucap Gracia  tak yakin bisa menerima. Eri terkejut, ia memandang Gracia dengan cemas. Cewek berambut panjang sebahu itu menepuk bahu Eri, seolah ingin mengatakan "gak apa-apa, ceritalah padaku."

"Aku...aku...." ucapnya terbata-bata. Gracia memperhatikan ekspresi Eri penuh harap. Ia hampir setengah mati menunggu kalimat apa yang selanjutnya di ucapkan Eri. Sejujurnya ia juga tak sanggup bila Eri membicarakan kelanjutan hubungannya.

"Iya, kamu kenapa?" tanya Gracia tak sabaran. Kalau dia minta putus, nih saos melayang  kata Gracia dalam hati. Wajahnya tegang memikirkan kalimat apa yang bakal keluar dari mulut cowok itu.

"Eh, anu...apa yah.." Eri semakin bingung mau ngomong apa. Gracia menghembuskan nafasnya sedikit kesal. Penasaranya udah di ubun-ubun. Tapi ia iba melihat cowok  kurus yang duduk gelisah dan tak bersemangat, pasti ada sesuatu.  Ia hanya menunggu dan butuh kesabaran. Bisa jadi sesuatu yang penting berkenaan dengan  dirinya.

"Yah...sudah kalau kamu gak mau cerita. Pulang sekolah temani aku ya ke Graviella Shop. Mau belanja aksesoris" Gracia mencoba mengalihkan pikiran Eri. Mendengar itu Eri semakin resah, Gracia menangkap kegelisahannya. Apa dia gak suka ya di ajak belanja, pikir Gracia. Akhirnya ia mengerti kegelisahan pacarnya. Wajah cewek itu mendadak murung. Eri menetahuinya. Semakin  sulit ia berniat mengutarakan.

"Gracia, aku..." belum sempat melanjutkan perkataanya, Gracia langsung memotong, "Oh ya, gak apa-apa kalau gak bisa temani ke sana. Aku bisa dengan kawan, kog."

"Gracia, aku..." Eri  terlihat berkeringat. Tak ingin melanjutkan perkataanya.

"Oh ya, aku tadi di tunggu Bella dan Hani di perpustakaan. Aku sekarang nyusul mereka yah.." imbuh Gracia buru-buru seraya berdiri.

"Gracia, aku cuma mau bilang. Jangan paksa aku menyukai kuning" ucap Justin  sambil menangkap lengan pacarnya. Dadanya kembang kempis tanda keresahan yang terpendam. Matanya sendu menatap Gracia. Gracia terdiam berusaha memahami.

"Aku sangat menghargai kamu belikan baju, jam tangan, pulpen dan sepatu warna kuning. Tapi aku gak percaya diri pake barang itu. Plis, jangan tanyakan kenapa gak bisa. Aku suka kog warna kuning. Plis, jangan semua barang milikku jadi serba kuning. Itu membuatku aneh" ucap Justin dengan susah payah mengatur kalimat yang baik agar tidak menyakiti perasaan Gracia.

Gracia melihat  wajah Eri gelisah menunggu responnya, tangannya masih memegang lengannya.

"Hanya itukah yang ingin kamu utarakan padaku?" tanya Gracia sambil menyelidiki wajah cowok itu. Berharap tak ada lagi yang dirahasiakan darinya.

"Ya, hanya itu" tandas Eri cepat. Grace menghembuskan nafasnya seolah  beban di dadanya lenyap. Dengan cepat ia beralih menarik lengan cowok berkulit sawo matang itu dan hampir saja jatuh saat melangkah mengikuti Gracia.

"Dengar Pangeran My Blue Sky, kau sudah membuat kesalahan besar beberapa hari ini. Hanya karena ingin mengatakan kamu gak suka warna kuning. Aku udah tahu, kog. Aku sengaja buat gitu  agar kamu menjadi cowok punya prinsip" ucap Gracia bersemangat. 

Eri kaget tak percaya Gracia punya pemikiran terbuka. Tidak seperti cewek lain yang selalu memaksakan keinginannya pada cowoknya. Eri tersenyum sambil melirik pujaan hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun