Mohon tunggu...
Sketsanol
Sketsanol Mohon Tunggu... Guru - Meraih kebebasan berkarya dan berekspresi tanpa batas.

Sketsanol tercipta dari sketsa-sketsa kehidupan yang diawali titik nol.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuning

1 Juni 2020   22:09 Diperbarui: 1 Juni 2020   22:08 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gracia, aku cuma mau bilang. Jangan paksa aku menyukai kuning" ucap Justin  sambil menangkap lengan pacarnya. Dadanya kembang kempis tanda keresahan yang terpendam. Matanya sendu menatap Gracia. Gracia terdiam berusaha memahami.

"Aku sangat menghargai kamu belikan baju, jam tangan, pulpen dan sepatu warna kuning. Tapi aku gak percaya diri pake barang itu. Plis, jangan tanyakan kenapa gak bisa. Aku suka kog warna kuning. Plis, jangan semua barang milikku jadi serba kuning. Itu membuatku aneh" ucap Justin dengan susah payah mengatur kalimat yang baik agar tidak menyakiti perasaan Gracia.

Gracia melihat  wajah Eri gelisah menunggu responnya, tangannya masih memegang lengannya.

"Hanya itukah yang ingin kamu utarakan padaku?" tanya Gracia sambil menyelidiki wajah cowok itu. Berharap tak ada lagi yang dirahasiakan darinya.

"Ya, hanya itu" tandas Eri cepat. Grace menghembuskan nafasnya seolah  beban di dadanya lenyap. Dengan cepat ia beralih menarik lengan cowok berkulit sawo matang itu dan hampir saja jatuh saat melangkah mengikuti Gracia.

"Dengar Pangeran My Blue Sky, kau sudah membuat kesalahan besar beberapa hari ini. Hanya karena ingin mengatakan kamu gak suka warna kuning. Aku udah tahu, kog. Aku sengaja buat gitu  agar kamu menjadi cowok punya prinsip" ucap Gracia bersemangat. 

Eri kaget tak percaya Gracia punya pemikiran terbuka. Tidak seperti cewek lain yang selalu memaksakan keinginannya pada cowoknya. Eri tersenyum sambil melirik pujaan hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun