Mohon tunggu...
Christina
Christina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena FOMO dalam Keputusan Investasi di Kalangan Milenial

6 Agustus 2024   15:11 Diperbarui: 6 Agustus 2024   15:17 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, kita sering mendengar istilah Fear of Missing Out (FOMO) yang menggambarkan kecemasan akan kehilangan kesempatan atau ketinggalan sesuatu yang sedang tren. Meskipun istilah ini awalnya berkaitan dengan media sosial dan kehidupan sehari-hari, dampaknya juga sangat besar dalam dunia investasi. Bagi milenial, yang tumbuh dalam era digital dan media sosial, FOMO menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan investasi mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas bagaimana FOMO memengaruhi keputusan investasi di kalangan milenial, dengan studi kasus yang relevan dan tips praktis untuk mengatasi efek negatif dari fenomena ini.

Apa Itu FOMO dan Bagaimana Ia Bekerja?


FOMO adalah perasaan cemas atau khawatir bahwa seseorang akan melewatkan peluang berharga yang sedang terjadi. Dalam konteks investasi, FOMO muncul ketika investor merasa tertekan untuk terlibat dalam investasi tertentu hanya karena mereka melihat orang lain mendapatkan keuntungan besar. Fenomena ini sering dipicu oleh berita viral, tren terbaru, atau bahkan rekomendasi dari influencer di media sosial.

Contoh: Bayangkan kamu melihat banyak orang di media sosial memposting tentang keuntungan besar dari investasi dalam cryptocurrency baru. Kamu merasa cemas karena tidak ikut berinvestasi dan takut ketinggalan peluang besar. Ketika kamu akhirnya memutuskan untuk berinvestasi, kamu mungkin hanya mengikuti tren tanpa melakukan riset yang cukup, yang berpotensi menyebabkan kerugian besar.

Dampak FOMO pada Keputusan Investasi Milenial


Milenial, yang banyak terhubung dengan teknologi digital dan media sosial, sangat rentan terhadap pengaruh FOMO. Faktor-faktor berikut menjelaskan bagaimana FOMO dapat memengaruhi keputusan investasi mereka:

1. Media Sosial sebagai Sumber Informasi Instan
   Media sosial seperti Twitter, Instagram, dan TikTok memudahkan orang untuk berbagi informasi tentang investasi dengan cepat. Kabar baik atau lonjakan harga aset yang diposting oleh teman atau influencer dapat menciptakan rasa urgensi yang kuat. Investor milenial sering kali terpengaruh oleh hype ini dan terburu-buru untuk ikut berinvestasi tanpa melakukan analisis mendalam.

   Contoh: Selama lonjakan harga Bitcoin pada awal 2021, banyak orang di media sosial membagikan pengalaman mereka dengan keuntungan besar dari investasi kripto. Melihat hal ini, beberapa milenial memutuskan untuk membeli Bitcoin dengan harapan mendapatkan keuntungan yang sama, hanya untuk mengalami volatilitas harga yang ekstrem dan kerugian besar.

2. Pengaruh Influencer dan Trader Populer
   Influencer dan trader populer di media sosial sering kali mempromosikan investasi tertentu, yang dapat menyebabkan FOMO pada pengikut mereka. Mereka mungkin memposting tentang potensi keuntungan atau memberi rekomendasi tanpa mempertimbangkan risiko yang terlibat. Ini bisa membuat investor milenial merasa tertekan untuk mengikuti saran mereka tanpa memahami sepenuhnya risiko dan detail investasi tersebut.

   Contoh: Kasus GameStop pada awal 2021 adalah contoh klasik. Pengguna Reddit's WallStreetBets memposting tentang potensi kenaikan harga saham GameStop. Banyak milenial yang mengikuti saran ini dan membeli saham GameStop secara massal, hanya untuk menghadapi penurunan harga yang tajam setelah gelembung tersebut pecah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun