3. Gaya Hidup Konsumtif dan Keinginan untuk Menunjukkan Status
  Banyak milenial merasa tertekan untuk mengikuti tren terbaru, baik dalam mode, teknologi, atau investasi. Mereka mungkin berinvestasi dalam aset yang sedang tren bukan karena alasan finansial yang rasional, tetapi untuk menunjukkan bahwa mereka mengikuti tren terkini. Ini bisa membuat mereka membuat keputusan investasi yang impulsif dan tidak terencana.
  Contoh: Misalnya, seseorang mungkin membeli saham dalam perusahaan teknologi baru yang sedang viral hanya untuk menunjukkan bahwa mereka "kekinian". Jika investasi ini tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang, bisa mengakibatkan kerugian finansial.
Studi Kasus: Investasi Kripto dan Saham Meme
Untuk memahami lebih dalam bagaimana FOMO mempengaruhi keputusan investasi, mari kita lihat dua studi kasus nyata yang menunjukkan dampak FOMO pada milenial:
1. Investasi Kripto: Kenaikan dan Penurunan Drastis
Cryptocurrency telah menjadi salah satu investasi yang paling menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Banyak milenial yang terpesona oleh cerita tentang keuntungan besar dari Bitcoin dan Ethereum. Ketika harga kripto naik tajam, FOMO mendorong banyak investor baru untuk masuk ke pasar tanpa memahami volatilitas yang terkait.
Contoh: Pada akhir 2020 dan awal 2021, Bitcoin mengalami lonjakan harga yang signifikan, mendorong banyak milenial untuk berinvestasi. Beberapa dari mereka membeli Bitcoin dengan harga tinggi setelah mendengar tentang keuntungan besar dari orang lain. Namun, harga Bitcoin yang sangat fluktuatif menyebabkan banyak investor mengalami kerugian besar saat harga jatuh secara drastis.
2. Saham Meme: GameStop dan Fenomena Hype
Saham GameStop menjadi fenomena di awal 2021 ketika harga sahamnya melonjak tajam setelah mendapat perhatian dari forum Reddit. Banyak milenial terjebak dalam hype ini dan membeli saham GameStop hanya untuk menghadapi penurunan harga yang tajam setelah bubble pecah. Ini menunjukkan bagaimana FOMO bisa mengarah pada keputusan investasi yang didorong oleh hype, bukan analisis yang rasional.
Contoh: Investor yang membeli saham GameStop pada puncak harga tanpa melakukan riset yang mendalam sering kali menghadapi kerugian ketika harga saham turun setelah hype mereda. Hal ini menunjukkan bagaimana FOMO dapat menyebabkan keputusan investasi yang buruk dan mengakibatkan kerugian finansial.