Tepi senja, langit memudar ke oranye,
Cerminan hati yang pilu, bercahaya.
Di sini, aku berdiri sendirian,
Menghadap kehampaan, merenungi kenangan.
Senja merayap perlahan,
Seperti waktu yang tergelincir tanpa henti.
Dalam keheningan, aku mencari jawaban,
Pada langit yang tak pernah bicara.
Pilu mengalir dalam detik-detik terakhir,
Seperti air mata yang tak terlihat oleh matahari.
Namun di antara bayang-bayang senja yang lembut,
Ada harapan yang masih bersemayam di hatiku.
Ketika matahari terbenam, malam datang,
Aku tahu, esok akan membawa kisah yang berbeda.
Pada tepi senja yang pilu ini,
Aku bersiap-siap untuk menghadapi perjalanan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H