By Christie Damayanti
                                         Kereta SRPINTER yang aku naiki dari Breda ke Rotterdam
Â
Ketika kami sampai di Rotterdam .....
Hari itu adalah hari Minggu, hri ke-2 ku di Eropa, Oktober 2023 lalu. Mba Cisca mengajakku ke Rotterdam naik kereta SPRINTER Â yang mewah dan modern dan nyaman untuk kursi roda, dengan antara gerbong dan platform, sama dan rata.
Tetapi, karena kereta SPRINTER ini adalah kereta kecil yang hanya dipakai untuk area local Belanda dan hanya antar kota2 kecil saja. Tidak bisa ke Amsterdam, DenHaag atau ke Delft dengan naik kereta SPRINTER. Dan, karena kereta ini hanya menghubungkan antar kota2 kecil saja (aku tidak tahu, mengapa Rotterdam dan Eindhoven, termasuk katagori "kota kecil"), kereta ini berjalan2 cukup lambat dan berhenti di setiap stasiun!
Lama2 aku bisa memahami ketika berkali2 aku naik kereta ini, krena aku mengamatinya. Yang naik kereta ini adalah hanya antar kota2 kecil dan lebih banyak orang2 yang terbatas! Prioritas (lansia) dan beberapa disabilitas pengguna kursi roda, sebagai penumpangnya.
Dan, mereka tidak bisa bergerak cepat dari gerbong ke platform atau sebaliknya. Seperti juga aku sebagai pengguna kursi roda, karena kereta nya kecil, aku harus memperlambat untuk bergerak, berputar dan harus berhati2 untuk tidak bersinggungan denagn apapun dan dengan siapapun.
Tidak tahu, benar atau salah, tapi kemungkinan besar begtulah alasannya mengapa kereta SRPINTER bergerak dan berjalan lambat dan tetap berhenti di setiap stasiun yang dilewatinya, walau terlihat tidak ada calon penumpang yang naik ataupun turun .....
Oklah, aku mengerti dan aku menikmati perjalanan sekitar 60 menit dari Breda kota kecil tempat aku tinggal saat itu, ke Rotterdam. Dan, excitedku terus melanda ku .....
***
Begitu kereta sampai ke Stasiun Rotterdam, kamipun bergerak Bersama dengan penumpang lannya untuk turun ke platform. Dan, aku merasakan luar biasa Bahagia, sampai lagi ke Rotterdam, sebuah kota cantik tempat penuh kenangan bagi bapakku, termasuk aku!
Mba Cisca berjalan di drpanku memanduku untuk ke lift, karena Stasiun Rotterdam berada di bawah jalan, sehingga kami harus naik lift untuk berada di gound bumi.
Berjalan mencari2 dilakukan mba Cisca. Ya, jelas saja. Dia atau siapaun yang selalu menemaniku dimanapun, tidak akan mencari lift jika naik turun stasiun. Karena mereka tidak memerlukannya. Bahkan, beberapa orang berkata,
"Ya ampun! Beneran, deh! Aku belum pernah cari lift dimanapun, Christ ....."
Teman2ku yang sudah mengikuti hidupku diata kursi roda, semain mengerti kebutuhan teman2 disabilitas dan prioritas karena terbentur dengan fisik kami, bukan? Dan, mereka menjadi mulai tahu, mengerti dan peduli dan semakin peduli ketika berkali2 mereka menemaniku traveling...
Mba Cisca susah menemukan lift, ternyata lift berada di luar stasiun. Dan begitu aku keluar dari stasiun, ternyata langsung terlihat dunia luar dan sinar matahari terpancar terang sekali. Dan, kami menemukan lift dibalik pilar kolom.
                                                  Lift rusak dan kami tidak bisa naik lift!
Â
Ternyata, liftnya rusak! Tidak bisa digunakan, padahal untuk naik di ground bumi atau peil jalan utama, ada puluhan anak tangga yang harus kami lewati!
Aku sebenarnya, bisa berjalan bahkan naik tangga, dengan berpegangan pada railing. Tidak masalah karena aku tinggal di sebuah rumah besar dan kamarku berada di lantai 2. Jadi, sama sekali tidak bermasalah .....
Yang bermasalah adalah, "Bagaimana kursirodaku yang beratnya sekitar 30 kg bisa naik keatas? Astaga ......"
          Terbayangkah, bagaimana aku dan kursi rodaku seberat 30 kg, naik puluhan anak tangga dari Stasiun Rotterdam ke atas???
Â
Aku cacat denan tubuh kiri saja, mba Cisca adalah Perempuan yang tidak mengandalkan fisiknya untuk mengangkat barang2 berat! Minta tolong? Itu adalah sesuatu yang "tidak mungkin", karena selain membutuhkan effort yang tinggi untuk minta bantuan, mereka (warga Belanda) agak susah untuk dimintai pertonongan!
Itu yang kubuktikan sendiri, beberapa kali berinteraksi denagn mereka ketika aku traveling sendirian ......
Jadi, bagaimana?
Berembuk denagn mba Cisca, solusinya adalah aku berjalan sendiri naik dengan berpegangan dengan railing, mba Cisca akan menarik kursi rodaku naik lewat escalator. Begitu sampai lantai atas, dia akan menarik lagi kursi rodaku!
Oya, asal tahu bahwa aku tidak bisa/tidak bernai naik escalator, karena biasanya kaki kananku yang lumpuh itu sangat terlambat jika harus mendarat di gound, Gerakan tangga2 itu cukup cepat sehingga kaki kananku yang terlambat akan membuat aku terjungkal, walau berpegangan!
Itu juga mengapa aku tidak memakai tongkat, karena kaki kananku sangat terlambat untuk merespin dan tongkat yang kupegang di tangan kiriku membuat aku terjatuh ......
Jadilah demikian, dan sepengamatanku sama sekali warga disekitarku saat itu yang menawarkan bantuannya!
Catatan :
Di Jepang,Â
Bahkan orang2 tua yang bekerja secara fisik di stasiun2 kereta, tanpa bertanya mereka berusaha untuk membantuku, bahkan hanya sekedar "menghalau" orang2 yang ada di depanku untuk aku lebih nyaman berjalan!
Di Uzbekistan,Â
Ketika aku terlihat kesulitan untuk melakukan sesuatu, mereka langsung menolongku walau awalnya aku ketakutan, seperti mereka mau menyerbapku! Ketika akub kebingungan melihat tangga2 dan aku harus diatas kursi roda, seorang anak muda memegang tanganku, mengantarku kebawah, dan dia mengangkt kursi rodaku turun setelah aku di dudukkan di bench yang ada di bawah .....
Di Singapore,
Memang beberapa warga seperti susah untuk dimintai pertolongan, tetapi sebagian besar justru membantu ketika aku minta pertolongan. Beberapa wara, sering ngomel jika dimintai pertolongan, tetapi tetap saja mereka membantuku, bersama2 omelannya, hihihi .....
Di Amerika,
Bule2 Amerika sangat lebih baik dari bule2 Eropa. Mereka sangant ingin menolong, walau memang beberapa warga pun hanya memandangku saja ketika aku minta bantuan. Bule2 Amerika, terutama yang laki2 sangat gentlemen sebagai laki2 untuk membantu perempuan, termasuk aku sebagai orang asing bagi mereka, deengan fisik cacat dan berusia .....
Di Eropa,
Berkali2 aku ke Eropa, bahkan ketika aku meminta bantuan karena kedaan mendesak, hujan dan pedestrian semakin sempir, seorang anak muda hanya menjawab, "Iam sorry, I cannot help you", dan dia melenggang berjalan menjauh dariku. Sepertinya, belum pernah ada yang bisa membantuku. Yang membantuku disana, adalah orang2 atau bule2 asing non-Eropa .....
Soooooo .....
Baru datang di Rotterdam dan berkeringat deras dengan effort tinggi untuk naik ke ground bumi, aku dan mba Cisca, hmmmmmm .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H