By Christie Damayanti
Kereta SPRINTER Belanda, yang desain modern dan mewah, bisa untuk kursi roda dan sepeda, dengan slooper untuk menjembatani antara gerbong dan platdorm, dan ketinggian level yang sama antara gerbong dan platform .....
Â
Seperti yang aku katakana di beberapa artikel terdahulu,m bahwa Eropa adalah mimpiku dan Belanda terutama Rotterdam merupakan kenangan manisku tentang bapak.
Bapakku almarhum, dahulu adalah pejabat Jakarta membantu sejak jaman Gubernur Ali Sadikin sampai pensiun Gubernur Suryadi Sudirja. Di jaman itu, bapakku bolak balik belajar ke Belanda, Erasmus University Rotterdam tentang ilmu air. Sehingga, Rotterdam merupakan kenangan manis tentang bapakku ......
Kala itu, aku berumur balita dan tidak pernah ke Belanda. Tetapi, bapak selalu enirimkan kartupos2 bergambar aneka desain Rotterdam atau hewan untukku dan adik2ku yang menunjukkan kekangenan bapak disana.
Bapak bolak balik belajar disana sampai selama 3 tahun sejak 1971 sampai 1973. Dan, Rotterdam memang menjadi "pangkalan" tempat tinggal bapak, walau beliau traveling ke seluruh Belanda bahkan keliling Eropa .....
Berkali2 aku ke Rooterdam. Pertama, ketika aku kuilah bapak ibu mengajak kami keliling Eropa. Lalu, ketika aku masih muda dan mendapatkan tugas ke Eropa antara awal tahun 2000 sampai tahun 2019 (sebelum aku terserang stroke di San Francisco Amerika Seikat tahun 2010), aku pasti memanfaatkan waktu untuk traveling keliling Eropa, termasuk Rotterdam.
Juga, ketika anak2ku SMA tahun 2014, aku menabung hampir 3 tahun untuk berkeliling Eropa selama 1 bulan, termasuk traveling ke Rotterdam. Dan, tahun 2023 lalu aku melakukan research dan survey tentang aksesibilitas dan fasilitas2 disabilitas dan prioritas, Rotterdam juga merupakan salah satu list yang harus aku datangi, dan memang aku melakukan itu.
***
Karena saat ini aku memang melakukan research dan survey yang cukup mendalam, kali ini aku banyak menuliskan tentang bagian dari research2 ku walau bukan berbentuk karya tulis tetapi lebih kepada bercerita seperti biasa yang selalu aku tuliskan.
Dengan berbagai caara, aku ingin mengajak pembaca tetap mengerti apa yang aku tulis, tanpa harus aku mengeluarkan "jurus kata2 arsitektur", yang pasti susah untuk bisa mengerti, dan akhirnya tulisan2 ku tidak ada yang membaca, hahaha .....
Saat itu hari Minggu,
Mba Cisca mengajakku ke Rotterdam dan janjian untuk bertemu di Stasiun Breda. Kami harus naik kereta, padahal aku sudah tahu denagn persis, kereta disana akan sangat sulit membawa kursi rodaku. Mba Cisca pun belum tahu bagaimana caranya, karena dia tidak bergaul dengan dunia disabilitas, sehingga mereka bisa dengan bebas naik kereta, betapa sulitnya itu .....
Ketika di Stasiun Breda, mba Cisca sebentar mempelajari tentang kereta untuk ke Rotterdam. Siapa tahu ada "keajaiban", hahahaha .....
Ternyata, benar!Â
Ternyata, selain ada kereta jadul dengan 3 trap tinggi, ternyata Belanda juga menyediakan kereta modern Namanya SPRINT yang menjelajah Belanda dengan gerbong yang rama dengan platform (peron), sehingga kursi rodaku tidak harus nsik tangga dan aku bisa nyaman.
Walau memang ternyata jarak antara gerbong dengan platform masih sekitar 15 cm, di 2 gerbong dalam 1 rangkaian mereka, swngaja untuk kursi roda dan sepeda dengan menonjolkan seperti jembatan kecil untuk menyeberangi antara gerbong dan platform.
Kereta SPRINTER ini memang baru dan modern. Desainnya merah termasuk interiornya. Tetapi SPRINTER berjalan lambat (padahal SPRINTER = cepat!) dan berhenti lama di setiap stasiun, beda dengan kereta kuno Belanda yang memang antar jemput penumpang antar kota.
Jadi,
SPRINTER memang hanya untuk kota2 kecil saja, hubungan local, seperti Breda ke Rotterdam. Untuk ke kota2 besar seperti Amsterdam, DenHaag atau Delft harun menggunakan kereta kuno yang jadul diseblut InterCity, yang seperti kereta barang, yang untuk naiknya harus turun selangkah dan naik 2 langgah, dan sloopernya sebesar schafolding, hahahaha ......
              Kereta Intercity Belanda dengagn 3 trap yang harus dijembatani oleh slooper sebesar schaflding! Hahahaha ......
Â
Sehingga, memang aku hanya tidak bsa ke kota2 besar di Belanda
(memang aku tidak berpikir ke kota2 besar, koq. Justrtru ke kota2 kecil), dan ternyata Rotterdam dikategorikan sebagai kota kecil.
Aku sempat ke Eindhoven, juga kenangan masa2 bapak di Belanda serta beberapa kota kecil di Belanda, selalu berdama mba Cisca, karena bahasanya tidak bisa kumengerti dan warganya tidak terlalu ramah ......
Kereta SPRINTER ini, dalam 1 rangkaian hanya 2 gerbong yang mempunyai jembatan atau slooper yang terpasang paten. Itu yang aku tuliskan di atas ini. Gerbong2 ini yang satu untuk kursi roda dan yang satu lagi untuk sepeda. Mengapa sepeda? Karena Belanda memang terkenal sebagai "Kota Sepeda". Dan, justru banyaknya sepeda yang naik kereta, justru mengalahkan penumpangnya. Dan itu tidak masalah, selama mereka memakai gerbong khusus untuk sepeda.
Tetapi, sayang sekali bahwa hanya kereta SPRINTER ini yang bisa untuk kursi roda, sehingga aku harus cukup puas untuk berkeliling di kota2 kecil Belanda, dan tidak bisa keliling Eropa padahal niatku adalah keliling Eropa denan kereta ......
Tetapi sayangnya,
Walau kereta SPRINTER di desain mewah dan modern secara eksterior dan interior, dan mempunyai fasilitas untuk naik dan turun kereta karena gerbong levelnya setinggi platform, terntata bagian interiornya tidak di desain untuk tempat khusus kursi roda, seperti kereta2 di Jepang dan Singapore.
Seharusnya, mereka tidak menempatkan beberapa bagian untuk kursi tempat duduk, sehingga bisa untuk kursi roda. Jika hanya 1 kursi roda, mungkin tidak terlalu masalah karena penumpang masih bisa lalu Lalang. Tetapi jika susah lebih dari 2 kursi roda dan memang banyak kursi roda yang ada, benar2 gerbong tidak bisa digunakan ......
Aku pun, yang terbiasa naik MRT di Jepang dan Singapore denagn gerbong2 yang khusus kursi roda dan aku panti menempatkan kursi rodaku di tempat2 khusus yang disediakan, merasa canggung ketika gerbongnya benar2 tidak ada tempat untuk memarkirkan kursi roda ku.
Apapun yang ada dan apapun yang terjadi, itulah Belanda!
Yang sebagian besar orang mengatakan bahwa Belanda dan negara2 Eropa adalah negara maju yang pasti ramah disabilitas, itu tidak benar sama sekali. Ini adalah salah atu tujuanku research dan survey tentang aksesibilitas dan fasilitas2 untuk disabilitas dan prioritas, karena aku tidak percaya sampai aku elihatnya sendiri.
Dan, pembuktianku benar2 terjadi! Semua kupatahkan ketika ada orang yang mengatakan tentang negara2 Eropa yang ramah disabilitas ......
Ada yang mau mendebat?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI