By Christie Damayanti
             Hotel Breda, tempat aku tinggal selama di Breda 1 minggu, sebelum pindah ke kota dan negara yang berbeda .....
Â
Selamat datang di Breda, sebuah kota mungil nan cantik di perbatasan antara Belanda dan Belgia. Mba Cisca memesankan hotel untukku di sebuah hotel bersebelahan denagn Stasiun Breda dan tidak juga jauh dari pusat kota Breda. Sebuah hotel mungil dan cantik, khas hotel2 bintang Melati denagn desain Eropa modern nya yang kental.
Namanya Hotel Leonardo dan aku langsung jatuh cinta denan pilihan mba Cisca. Dengan mengandalkan turis2 lansia (biasanya turis2 lansia lah yang datang dan berkunjung ke kota2 kecil, disbanding kota2 wisata) dan bersebelahan denagn Stasiun Kereta Breda, tentu saja hotel ini sangat strategis.
Ditambah lagi ketika mba Cisca sudah menunjukkan tempat2 cantik yang bisa aku kunjungi disekitar hotel itu, membuat aku tidak sabar lagi untuk mengeksplore Belanda di kota kecil, tanpa tahu sebenarnya apa yang aku ingin cari .....
                                                    Latar belakang Hotel Leonardo, Breda
Â
Terletak di gedung menawan yang dulunya kantor pos kota, Leonardo Hotel Breda City Center memadukan suasana hangat dan ramah dengan desain modern nan ramping. Baik Anda mengunjungi kota selatan ini untuk urusan bisnis atau liburan, hanya sedikit hotel di Breda yang dapat menawarkan kombinasi lokasi pusat kota, layanan yang ramah, dan fasilitas yang mengesankan.
Di depan Hotel Leonardo ini, merupakan Hyde Park Valkenberg, taman kota Breda dan dari taman itu terdapat pusat kota termasuk Grote Markt yang sangat terkenal di Belanda. Disekitar hotel juga ada beberapa toko2 cantik Eropa yang menjual berbagai barang2 khas Belanda. Cafe2 kecil dan restoran2 serta bar dan minimart. Sangat lengkap.
Tidak salah jika mba Cisca tidak merekomendasikan aku untuk mengambil makan pagi, karena memang lebih enak jajan di caf atau membeli snack2 atau sarapan di minimart nya .....
Banyak juga turis2 yang menyewa sepeda untuk menjelajah Breda, sementara warga Brda sendiri termasuk mba Cisca, selalu mengendarai sepeda kemanapun dia pergi termasuk ke kantornya, yang berjarak tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Hotel ini hanya 4 lantai dengan lorong2 hotel ngepas dengan lebar kursi rodaku. Maklum, hotel modern tetapi desain tahun 1970-an yang belum terlalu peduli dengan inklusi. (atau sudah?). Ada resto dan caf kecil, yang jika aku pulang malam, aku melihat turis2 lansia duduk2 di sana dengan minum serta snack2 dengan teman2nya. Dan di bar, banyak juga turis2 lokal yang duduk2 sambil minum serta berkengkerama dengan teman2nya juga.
Jika untukku, hotel adalah hanya untuk tempat istirahat. Mandi, tempat dan simpan barang atau sekedar kongkow sejenak sebelum aku keluar lagi. Tidak pernah aku menikmati hotelku dimanapun, sehingga jika aku memilih hotel selalu memilih hotel termurah asal tetap akses untuk kursi roda.
Harga di Hotel Leonardo tidak lah mahal, sekitar 1jt Rupiah saja per-malam, harga hotel standard tanpa makan pagi. Jika aku ingin mengambil makan pagi, harganya tambah 350 ribu Rupiah! Mendingan aku membeli makan di cafe2 yang tersebar di sekitaran hotel atau membeli makanan di minimart dan kumakan pagi di kamarku, sebelum aku mengeksplore Breda.
                               Kehidupan kota kecil Breda di sdekitar Hotel Leonardo dan Stasiun Breda .....
Â
                                 Aku di depan Stasiun Kereta Breda, bersebelahan denagn Hotel LeonardoÂ
Seperti yang aku tuliskan sebelumnya, Breda memang hanya sebuah kota kecil di perbatasan antara Belanda dan Belgia, dengan suasana kota mungil nan cantik. Bangunan2 tua Belanda bertebaran di sekitar hotel, dengan pedestrian lear dengan banyak pengendara sepeda.
Ya, Belanda memang sangat terkenal sebagai "kota sepeda", Dimana hampir semua orang baik tua maupun muda, baik pekerja sampai direkturnya, sebagian besar dari mereka berseprda. Mereka datang dari distrik2 jauh dari Breda dan bekerja di Breda dengan berkendara sepeda yang naik kereta. Dan, mereka keluar dari Stasiun Breda, seperti "lalat2" menyerbu koa Breda di hari2 kerja.
Hampir semua warga bersepeda atau jalan kaki. Tidak banyak yang mengendarai mobil, hanya 1 atau 2 orang saja, itupun jika Bersama keluarga dengan anak2 mereka......
Saat itu adalah weekend, dan mba Cisca men gajak aku ke Rotterdam. Dia naik sepeda dari apartemennya, sekitar2 km ke Hotel Leonardo, dan memarkir sepeda n ya di tempat parker sepeda, setelah itu, kami ke Stasiun Kereta Breda untuk naik kereta SRINT menuju Rotterdam
Aku tahu, karena hotelku memang bersebelahan dengan Stasiun Breda, dan setiap hari aku sudah berada di teras hotel sambil makan pagi dan mengamati kehidupan local Breda .....
***
Suasana kota mungil Breda memang sangat menarik untuk aku eksplore. Ada 1 minggu aku disana, dan di hari2 kerja mba Cisca harus bekerja sehingga aku akan Mengeksplore Breda secara detal. Termasuk untuk research tentang aksesibilitas bagi warga prioritaw serta disabilitas disana.
Karena, seperti kota2 dan negara2 Eropa sekarang ini, semunya merupkana kota dan negara yang lebih membutuhkan kepedulian karena warga mereka sudah semakin renta dan warga muda nya lebih memilih hidup di kota2 besar bahkan ke negara lain.
Apakah benar2 sesuai dengan ekspektasiku tentang ini semua???
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H