Selama penerbangan ke Bali, aku tidur. Cukup nyenyak, karena memang aku cukup lelah beberapa hari ini pekerjaanku cukup membuat aku kecapekan.
Kami mendarat di Bandara Ngurah Rai tepat waktu dan aku dibantu dengan kursi roda bandara untuk mengambil kursi rodaku sendiri dan koperku.
Tetapi yang ada adalah, KURSI RODAKU MASIH TERTINGGAL DI JAKARTA!!!
Betapa marahnya aku! Kasus tertinggalnya kursi rodaku di Tashkent, terulang lagi! Trauma ku membubung! Aku benar-benar marah sampai aku memakai mereka ketika mereka sama sekali tidak memberiku akses bertemu dengan atasan mereka yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanku!
Aku dibawa ke counter "lost & found" untuk menanyakan posisi dan kondisi tentang kursi rodaku, dan ternyata benar-benar kursi rodaku tertinggal (atau ditinggal???) di bandara Cengkareng Terminal 3!!!
Aku benar-benar meluapkan amarahku sampai aku takut tidak bisa mengontrol emosiku yang bisa mengakibatkan tensi akan melonjak tinggi dengan drastis!
Ditambah, petugas "lost & found" tidak benar-benar serius menanggapi kasusku! Dia tidak mau mengerti bahwa sebuah kursi roda bagi cacat kaki, adalah pengganti kakinya! Dan dia hanya sekedar mencatat tanpa memberikan solusinya! Bagaimana tentang kursi rodaku!!!
Dengan amarahku yang luar biasa, petugas itu sama sekali tidak memberikan akses untuk aku bertemu dengan atasannya, managernya, bahkan direkturnya, untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanku dan untuk memberi solusi untukku!!! Petugas itu tetap diam saja sambil mencatat-catat entah apa yang dicatat!!!
Akhirnya, aku telpon mas Erri dan dia mau bicara dengan si petugas itu. Aku menganggap mas Erri adalah pembelaku. Lawyerku. Karena dia selalu membantuku sejauh ini. Mas Erri berbicara dengan si petugas itu panjang lebar dan sepinya si petugas "ketakutan" dan setelah itu seorang yang pasti adalah atasan si petugas, datang kepadaku....