Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pedestrian Tashkent Memang Luar Biasa Nyaman, tetapi Bagaimana dengan Derajat Ketinggian Ramp?

21 Oktober 2024   11:31 Diperbarui: 21 Oktober 2024   11:33 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Ketika undak2 dibutuhkan, tetapi mereka juga harus menyertakan ramp, bagaimana dengan keterjalan ramp bagi mereka? Ramp tidak bisa dibangun hanya sepanjang tinggi undak2an nya, ramp harus mempunyai derajat kemiringan tidak lebih dari 5 derajat, menurut peraturan Uzbekistan .....

Ketika Uzbekistan baru saja merayakan kemerdekaan meeka sekitar separuh umur kemerdekaan Indonesia, negeri cantik ini selama 5 tahun terakhir melakukan berbagai pekerjaan kreatif salah satunya membangun Tashkent sebagai ibukota negara, untuk ramah kepada semua warga negarnya, termasuk ramah kepada disabilitas dan lansia.

Mereka berusaha memperkuat penghormatan terhadap hak asasi manusia Yang dipromosikannya ke seluruh negeri. Dan, memang benar bahwa mereka berhasil menumbuhkan sikap2 KEPEDULIAN besar terhadap sesame manusia, tanpa memandang bulu.

Konsep prinsip2 KEPEDULIAN ini sudah aku buktikan selama 2x aku bertandang ke Uzbekistan dengan berbagai masalaj2ku sebagai penyandang disabilitas diatas kursi roda. Mereka berusaha untuk tetap menghormasti prinsup2 aturan hukum dan hak asasi manusia.

Pada pemerintahan  Presiden ke2 ini, "Uzbekistan Baru" adalah negara yang berkembang dengan mematuhi norma2 yang diakui secara universal di bidang demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan, berdasarkan prinsip2 persahabatan dan kerja sama dengan masyarakat internasional, yang tujuan akhirnya adalah menciptakan kehidupan yang bebas, nyaman, dan sejahtera bagi warga negara.

Memang belum sempurna, karena memang baru 5 tahun belakangan ini. Tetapi, niat untuk terus membangun aku pun sangat merasakannya, walau hanya sebagai turis biasa. Researchku benar2 membuktikan dengan pertayaan2 ku kepada Zoyir, petugas2 hotel yang bisa berbahara Inggris atau kepada semua orang yang aku datangi secara random.

Terutama yang aku rasakan tentang konsep ibukota Tashkent sebagai "kota untuk pejalan kaki" sangat aku rasakan menfaatnya, seperti yang aku beruntun menuliskannya di beberapa artikel2ku sebelumnya.

Konsep "disabilitas" bagi mereka adalah "bukan karena bentuk tubuh atau penampilan mereka, tetapi karena cara masyarakat memperlakukan mereka.".

Untuk konsep perencanaan kota di Uzbekistan terutama adalah di ibukota Tashkent adalah,

Perencanaan dan pembangunan kota, kawasan permukiman, dan transportasi umum harus mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas. Ini termasuk memastikan bahwa konstruksi baru dan renovasi dapat diakses.

Seperti yang aku katakana diatas, semua konsep perencanaan dan Pembangunan kota Tashkent terutama, merupakan konsep yang benar2 aku rasakan manfaatnya. Walaupun baru manfaat pedestrian yang terus bersambung di seluruh Tashkent, tanpa aku harus bingunng "bagaimana aku naik atau turun pedestrian",  karena semuanya rata dan ramp jika memang ada perbedaan permukaan.

Ini selah satu benruk KEPEDULIAN untuk perancangan kota. Perbedaan permukaan pedestrian, mereka membuat ramp dan kursi roda benar2 nyaman berselancar .....

***

Pedestrian di Tashkent memang sangat nyaman untuk kursi roda, tetapi bagaimana dengan ramp nya?

Di beberapa artikelku diatas, aku menuliskan betapa sebenarnys ramp di Tashkent sangat tidak nyaman. Contoh di beberapa ramp yang aku foto di beberapan sudut kota Tashkent, berikut ini,

Tulisanku,

Semakin Kita Menua, Kita akan Semakin Susah Berjalan bahkan Susah untuk Bergerak...

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Beberapa ramp dari permukaan peil yang harus berundak2, tetapi deerajat kemiringan ramp masih sangat terjal sehingga dengan kursi roda elektrikku yang aku kendalikan pun, sangat tidak nyaman!

 1. Butuh ruang untuk sampai yang teratas dan seperti ini, sidak ada ruang untuk kursi roda di undakan teratas

2. Ramp seharusnya memang harus dengan permukaan yang tidak licin, supaya roda dari kursi roda bisa "menancap" di permukaan, 

    dan tidak tergelincir

3. Di foto-1, ada 2 ramp sejajar nya mungkin (pasti?) untuk roda kursi roda, tetapi justru akan membahayakan, karena roda bisa 

    tergelincir ke tengah2 atau di sisi2 tepinya!

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Konsep yang tidak masuk akal tentang ramp,

Di kantor pos pusat Tashkent. Dengan Gedung belasan lantai, dan belasan anak tangga untuk masuk ke lobby utama dengan konsep monumental sebagai bangunan pemerintahan.

Mereka sepertinya juga sudah menerapkan konsep "ramah disabilitas", tetapi mereka tetap harus belajar banyak untuk memahami, "apa dan bagaimana kaum disabilitas pemakai kursi roda untuk bisa memakai ramp seperti ini" .....

Dengan lebar ramp sekitar 1 meter tetapi ramp nya "berlubang" dan roda kursi roda bisa terpeleset untuk naik dan turun. Lebaran ramp nya Cuma sekitar lebar roda 2 cm saja, dan sangat rentan kursi roda tidak terpeleset ke tengah .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ramp ini dengan banyak anak tangga dan ramp hanta di buat sekitar Cuma 60 cm, tidak mungkin untuk kursi roda. Atau hanya untuk troly barang, aku tidak tahu.

Baik untuk troly barang apalagi untuk kursi roda, untuk membangun ramp adalahbutuh tempat yang luas dan panjang! Ramp tidak mungkin dibangunsetinggi pas anak tangga, butuh derajat ketinggingan yang rendah, bahkan bisa saja butuh area lebih dari 3 atau 4 kali tangga2 ini .....

Uzbekistan telah berupaya keras untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, termasuk penerapan peraturan untuk jalur landai kursi roda. Menurut standar yang ditetapkan, jalur landai harus memiliki sudut kemiringan tidak melebihi 5 derajat untuk memastikan aksesibilitsd bagi pengguna kursi roda.

Sumber :

ShNK 2.02.02-22 adalah sebuah peraturan tentang Perancangan lingkungan aktivitas kehidupan dengan mempertimbangkan kebutuhan penyandang disabilitas dan masyarakat dengan keterbatasan mobilitas di Uzbekistan.

Tetapi, ternyata belum di bangun secara sesuai denagn peraturan yang ada, walau realitasnya Masyarakat memagm sudah berusaha untuk membangun sebuah ramp, tetapi mereka pun harus membaca peraturan2 yang ada.

Mereka memang sudah berusaha untuk membangun ramp yang "mungkin" bisa dipsksi, tetapi justru membayakan bagi pengguna kursi roda, bahkan sekedar troly barang yang roda nya bisa tergelincir karena keterjalan ramp nya .....

Beberapa contoh derajat keterjalan ramp untuk pengguna kursi roda,

Sumber : www.id.pinterest.com
Sumber : www.id.pinterest.com
Sumber www.hhot.cbm.org
Sumber www.hhot.cbm.org

                               Jika lebih dari 5 derajat, cukup tidak nyaman bari pengguna kursi roda, bahkan bisa saja sangat membahayakan .....

 Saat Uzbekistan gencar membangun perkotaan yagn nyaman bagi setiap warga negara, negeri cantik ini pun berusaha untuk belajar tentang KEPEDULIAN Dimana mereka benar2 berusaha membsut kota mereka inklusi.

Namun, semuanya memang harus belajar untuk bisa memahami banyak hal. Jika pemerintanya belum mengajak disabilitas untuk bersama membangun tempat tinggal kotamys, pemerintah yang notebene semua non-disabilitas (khususnya pemakai kursi roda), kota mereka akan masih jauh dari kenyamanan.

Contoh diatas tentang sebuah ramp yang harus dilepajari sesuai kaidah peratiran dan sesuai dengan konsep kebutuhan standard bagi kaum disabilitas, khususnya pemakai kursi roda .....

Kita memang harus belajar sampai akhir hayat kita .....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun