Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tashkent Modern "Baru" Merupakan Kota Impian Dunia Pasca Era Soviet, Benarkah?

9 Oktober 2024   14:45 Diperbarui: 9 Oktober 2024   14:51 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tercatat sejak 150 tahun terakhir, bahwa eksperimen baru yang dilakukan oleh pemerintah terakir dalam 150 tahun ini, telah mengubah Taskent menjadi obyek "kekaisaran", yang akhirnya juga mengubah kta Tashkent menjadi impianj elit modern di seluruh negeri cantik ini.

Apakah Tashkent merupakan pusat ideologi atau model pembangunan negara ini?

Pada masa Soviet, Tashkent memiliki peran penting sebagai kota internasional di Timur. Tashkent dengan bangga menyandang nama "Bintang Timur". Tidak seperti masa Soviet, Tashkent pada masa pasca-Soviet berubah menjadi pusat ideologi republik, tempat tren budaya baru menyebar ke seluruh Uzbekistan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Contoh beberapa bangunan kas Tashkent dengan  desain arsitektural Asia Tengah Soviet dan khas Uzbekistan, yang berdampingan denagn bangunan2 modern di downtown ibukota Tashkent .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bahkan, desain "Brutal Arsitektur" pun, walaupun sedikit tetap berdampinan denagn bangunan2 Tashkent lama dan baru .....

 

Pada saat yang sama, Tashkent sendiri menjadi objek "modernisasi" budaya. Tashkent sebagai ibu kota mulai menarik orang2 paling aktif dari seluruh republik. "Modernisasi" budaya, yaitu keinginan untuk menjadi "modern", dan pilihan gaya hidup tertentu, tidak sesuai dengan situasi ekonomi di negara tersebut.

Dalam hal ini, ada masalah budaya, dan menciptakan "otonomi" budaya.

Dengan demikian, Tashkent mengumpulkan berbagai "otonomi". "Otonomi" budaya memunculkan otonomi "sosial", dengan kata lain, terjadi sosialisasi yang lambat bagi mereka yang datang untuk bekerja di Tashkent.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun