By Christie Damayanti
Ramp yang selalu ad ajika ada tangga, tetapi derajat ketinggiannya masih terlalu terjal untuk kursi roda/stroller bahkan untuk tongkat .....
Â
Aku mencari tahu lebih detail lagi tentang bagaimana Tashkent membangun ibukota itu menjadi lebih baik dan terus lebih baik, sejak kemerdekaannya 31 Agustus 1991 lalu.
Sejak tahun 2021 (memang baru sekali, karena Uzbekistan baru membangun tahun 2016 ketika presiden pertama mereka meninggal dunia dan digantikan presiden keduanya yang sangat terbuka), pemerintah bukan hanya membangun kotanya secara fisik saja, tetapi membangun warganya secara psikis dan kebutuhan kehidupannya.
Dengan 50% biaya bagi penyandang disabilitas dibiayai negara. Tetapi, seberapa mudah dan mudahkah proses memperoleh layanan publik bagi penyandang disabilitas?
Asosiasi Publik Penyandang Disabilitas di Tashkent melakukan pemantauan terhadap aksesibilitas pelayanan public disana untuk memahami kondisi terkini penyediaan layanan publik bagi penyandang berbagai bentuk disabilitas yang tinggal di ibukota.
Desain proyek konstruksi dengan mempertimbangkan kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia di Tashkent :
Konsepnya sangat baik, dengan kepedulian untuk semua warga termasuk disabilitas dan lansia. Misalnya tentang sudut kemiringan ramp di semua bangunan2 dengan ketinggian tertentu dan mengharuskan adanya ramp.
Mereka menetapkan kemiringan ramp kurang dari 5 derajat dengan permukaan lantai tidak licin, sehingga pengguna kursi roda bisa mandiri tanpa harus meminta bantuan orang lain.
Tetapi, walau warga Tashkant sudah sangat peduli dengan issue ini, karena mereka tidak berada dalam kehidupan disabilitas dan bukan arsitek, sehingga mereka masih asal2an untuk membangun ramp!
Jika dilihat dari perbandingannya, ramp ini derajat ketinggiannya sekitaran45 derajat! Ini terlalu tinggi untuk naik kursi roda, harus dibantu orang kuat, karena akan sangat berat!
Bahkan jika seorang penyandang disabilitas dapat menaiki ramp yang cukup landai pun, dia akan mendapati dirinya dalam apa yang disebut "perangkap." Penambahan pintu di pintu masuk ke pusat menghalangi jalan dari ramp tersebut! Jadi ada ramp pun susah untuk masuk bangunan .....
Coba perhatikan foto diatas. Antara teras diatas setelah tangga/ramp, san gat kecil (sekitar 1 meter saja), Dimana jika membuka pintu, akan susah bagi pengguna kursi roda mauk, karena terlalu sempit .....
***
Konsep sedemikian yang sebenarnya sangat baik, tetapi karena warga belum mengerti konsep dan kehidupan mereka tidak berada dalam lingkaran disabilitas, mereka harus banyak belajar. Tetapi paling tidak, warga disana benar2 sudah peduli untuk membantu.
Aku merasakannya sendiri ,ketika aku tidak bisa menaiki ramp tetapi warga disana menolongnya untuk mengangkat lursi rodaku dan aku dituntun untuk menaiki tannga2 nya .....
Selain itu, banyak pusat layanan publik di ibukota yang memasang poster tentang layanan prioritas bagi disabilitas. Poster2 tersebut menggambarkan para disabilitas fisik yang terlihat. Akan tetapi, masyarakat masih terdapat pemahaman dan gambaran stereotip yang meluas tentang "disabilitas" sebagai orang yang menggunakan kursi roda, dan banyak yang tidak memperhitungkan adanya bentuk2 disabilitas yang tidak terlihat.
Itu jelas sekali, karena bukan hanya di Tashkent, bahkan di negara2 maju yang benar2 mampu mengangkat tntang disabilitas itu sendiri, belum tentu mereka benar2 mampu menelisik jenis2 disabilitas2 yang mungkin mencapai ribuan jumlahnya!
Banyak jenis disabilitas yang "tidak terlihat" seperti yang sulit mendengar dan tuna rungu, atau  dengan disabilitas intelektual dan mental, dan serta dengan penyakit kronis. Masalah akan muncul karena kurangnya pengetahuan tentang ini sehingga mem[engaruhi pelayanan public. Tetapi, setidaknya jika ada KEPEDULIAN, semuanya bisa diatasi.
Di semua negara memang mempunyai masalah sendiri2, termasuk di Uzbekistan.
Tetapi, aku sebagai disabilitas pengguna kursi roda yng sudah keliling dunia untuk membuktikan negara2 yang sudah ramah disabilitas atau belum pun, bisa melihat betapa Uzbekistan terus mencoba memperbaiki negaranya supaya menjadi tempat tinggal hyang nyaman bagi semua warganya.
Ini kantorpos diatas puluhan anak tangga. Ada ramp terjal dan ditengahnya ada tangga (foto kiri), jika aku pakai kursi roda, setringkali meleset jatuh di anak tangga tengah .....
Akhirnya, aku naik turun dituntun oleh Bp Rashid, seorang tua yang mejadi temanku di Uzbekistan, dan kursi rodaku diangkat oleh Zoyir. Terima kasih, semuanya .....
***
Kehidupan di Tashkent dan di seluruh dunia, terus berjalan. Begitu juga kehidupan di Jakarta, bagi semua orang termasuk disabilitas. Semuanya beriringan dan semuanya bisa saling mengisi dan membantu.
Sebuah kota yang baik adalah sebaik2nya untuk memberikan ruang bagi semua earganya untuk mengatai kesulitan2nya, tanpa kecuali. Dan, ketika disabilitas dan lansia masih mampu untuk hidup di kota terebut, bukan berarti pemerintah kota abai untuk terus membuat kota mereka lebih nyaman.
Karena, pada dasarnya, semua orang di dunia ini akan menjadi tua dan jika kita menua berati kita akan menajdi renta dan prioritas, yang akan menjadi susah berjalan dan bergerak, walaupun kita tetap sehat ......
Jadi,
Baiklah kita membangun kota kita yang baik tentang aksesibilitas serta penuh fasilitas untuk kita semua .....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI