Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perjalananku Sepanjang Gang-gang Permukiman Tashkent yang Tidak Terputus dan Tanpa Jeda

16 Agustus 2024   12:48 Diperbarui: 16 Agustus 2024   12:55 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Blusukanku di gang2 permukiman yang kecil dan sempit, tetapi bersih dan tanpa sampah sama sekali, padahal tidak terlihat tempat sampah sama sekali .....

 

Untuk blusukan ke perkampungan perkotaan Taskent, tentu saja harus punya effort yang super tinggi di musim panas Uzbekistan Juni 2024 ini. Apalagi, Degnan kursi roda ajaibku yang selalu menemaniku keliling dunia, Dimana belum tentu blusukanku kali ini di Tashkent benar2 lancar.

Namanya juga blusukan, masuk ke gang2 kecil, yang mungkin di ujung gang tersebut tidak bisa dilewati kursi roda. Dan, jangan lupa. Gang2 kecil itu sudah ada sejak era Soviet, karena meamng Tashkent sudah berumur tua. Bahkan jika aku tidak salah baca, Tashkent pun sudah berumur 2.200 tahun lalu!

Catatan :

Tashkent, ibu kota Uzbekistan, berusia lebih dari 2.200 tahun. Kota ini pertama kali dihuni antara abad ke-5 dan ke-3 Sebelum Masehi. Tashkent memiliki sejarah yang kaya, pernah menjadi pusat penting di Jalur Sutra dan mengalami berbagai pengaruh budaya selama berabad2. Wikipedia.

Tidak bisa dihindari, jika blusukan di perkotaan Tashkent ini bisa membuat effortku berlipat kali lebih besar. Jadi, aku benar2 bersiap untuk hal2 yang mengancam kelancaran ku untuk melakukan research dan surveyku ini.

Selama berhari2 aku berada di Tashkent akhir Juni 2024 lalu ini, Zoyir selalu menjemputku ke hotelku untuk makan pagi bersama, dan jam 10.00 pagi, kami siap untuk berangkat dari hotelku.

Setiap hari, Zoyir selalu bertanya padauk, mau kemana. Jelas lah, aku menjawab ke tempat2 yang mungkin tidak aka nada wisatawan datang, blusukan ke area permukiman di hunian2 tua peninggalan era Soviet.

Tidak lama, mobil yang dibawa oleh Zoyir berhenti ke sebuah area permukiman dan kursi rodaku dikeluarkan dan kami berjalan dari jam 11.00 atau kurang, sampai jam 4.00 atau 5.00 kembali lagi ke mobil dan biasanya makan selama perjalanan, atau sengaja kembali ke mobil dan siap makan di salah satu restoran yang sudah kami sepakati jenis makanannya.

Dari situlah, aku "mengumpulkan" cerita2 menarik selama blusukan disana. Termasuk juga perjalananku dengan kursi roda yang ternyata sama sekali tidak bermasalah dengan permukaan serta dimensi2 nya. Bahkan, selama aku di Tashkent, aku sama sekali tidak bermasalah dengan pedestrian disana. Sama sekali Zoyir tidak harus membanguku untuk kursi rodaku! Berarti apa?

Berarti adalah Tashkent merupakan salah satu kota insklusi di dunia, walau Uzbekistan baru Merdeka dari Uni Soviet 31 Agustus 1991 dan baru membangun ketika presiden kedua memerintah tahun 2016!

Kota inklusi

Kata inklusi sering dipakai sebagai tempat untuk bisa Bersama dalam kehidupan, untuk semua orang, termasuk disabilitas dan prioritas. Kebutuhan kota inklusi sudah menjadi issue santer untuk dunia Dimana sekarang dunia semakin sadar bahwa kita semua semakin tua semakin menjadi terbatas.

Baik terbatas karena fisik, susah untuk berjalan sehingga menggunakan alat bantu, atau terbatas secara psikis yang membutuhkan bantuan untuk fasilitas2 hidup. Sehingga, kota inklusi benar2 menjadi salah satu yang dianggap penting bagi dunia.

Dokumetnasi pribadi
Dokumetnasi pribadi

Blusukanku ke tempat2 yang pasti tidak akan terpikir untuk dilakukan seorang wisatawan karena ke tempat2 lokal yang mungkin "tertutup" untuk dilihat .....

 

Ternyata, tidak pernah kupikirkan tentang Uzbekistan terutama ibukota Tashkent nya, bahwa kota ini benar2 menuju kota inklusi, walau masih banyak yang harus dibenahi.

***

Bergerak dari area permukiman 1 ke area permukiman yang lainnya, itu memang agak berjahuan, tetapi antar area itu tetap tersambung dalam gang2 kecil perkotaan Tashkent. Tidak terputus dan tidak buntu. Selama aku disana dan blusukan ke area2 permukiman itu, benar2 terus bersambung, seperti labyrinth.

Gang2 yang kami lewati penuh dengan hunian2 tua peninggalan era Soviet. Baik yang tetap masih seperti dulu, yang mungkin juga penghuninya adalah orang2 lama dengan keturunannya. Atau hunian2 yang sudah direnovasi, yang terlihat penghuninya adalsh orang2 baru yang membeli atau menyewa rumah2 tua itu dan merenovasinya.

Perjanan panjang blusukan dari pagi, siang dan sore, memasuki gang2 kecil dan sempit dengan kondisi jalan yang tetapi lebih manusiawi disbanding gang2 kecil dan sempit di Jakarta!

Catatan :

Sungguh! Bukan aku lebih memilih Tashkent daripada Jakarta, tetapi ini adalah sebuah kenyataan. Bahwa, ketika Jakaarta sebgai ibukota negara Indonesia tercinta ini sudah berumur 79 tahun dan masih jauh kenyamanan dan keamannya tentang permukiman termasuk fasilitas2nya, ternyata Tashkent yang sama2 masih membangun dan umurnya sebagai "kota tua" 2.200 tahun, mereka masih memelihara kenyamanan dan keamanan  nya untuk sebuah tempat tinggal .....

Memang, susananya benar2 sesuai sebagai kota membangun. Dengan permukaan jalan gang2 kecil itu apa adanya, Rumah2 tua yang sangat terbatas dengan dinding2 terkelupas dan menunjukkan material2 purba tanah liat dan jerami2 sebagai perekatnya.

Atau juga, material2 tua katu2 dan besi2 berkarat serta batu bata tua sebagai dasar sloof yang terlihat dari luar, menmabhakan rasa ku tentang kehidupan warga local sejak jaman lalu di Taashkent. Serta suasana yang sepi menggigit tanpa seorang pun ada disana .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Rumah2 tua dengan cat mengelupas, sepertinya tidak dihuni lagi. Tetapi, ternyata rumah2 tua yang belum di renovasi seperti ini, juga masih dihuni oleh orang2 lama yang tidak mampu merenovasinya .....


                                                                                            Dokumentasi pribadi @Tashkent Uzbekistan

                                                                                               Dokumentasi pribadi @Tashkent Uzbekistan

Tetapi yang jelas, walau suasana serta lingkungannya jauh dari tempat yang kubayangkan awalnya, tetapi gang2 kecil dan sempit yang kami lewati benar2 bersih dan rapih, walau tidak terlihat sama sekali tempat sampah disana .....

Catatan :

Ini juga mengingatkan aku tentang jalan2 di perkotaan atau pedesaan serta perkampungan kota di Jepang yang selalu rapih dan bersih, padahal tidak pernah terlihat tempat sampah sama sekali disana! Aku yakin sekali, disuatu masa di depan sana, Yashkent dan Uzbekistan negara cantik itu, akan menjadi negeri inklusi yang raph dan bersih, seperti Jepang .....

***

Infrastuktur sebuah kota memang harus diperhatikan. Yang paling utama adalah jalan dan pedestrian karena semua orang berhak untuk bergerak dan pergi kemanapun dengan fasilitas2 di area tersebut.

Walau memazng masih banyak kekuarangannya, Tashkent menurutku sudah mempunya DASAR2 KEPEDULIAN, yang akan sangat mudah untuk membangun. Karena jika Tashkent sudah sangat peduli tentang sebuah "kota inklusi", selanjutnya akan sangat mudah menjadikan pembangunan Tashkent menjadi sebuah "kota yang ramah disabilitas dan prioritas".

Dan, blusukanku selama aku di Tashkent beberapa hari itu di akhir bulan Juni 2024 yang sangat panas itu, menjadi salah satu perjalananku yang paling bermakna .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun