Menurutku, itu sama sekali tidak masalah ketika sebuah kota mampu berbagi antara ruang tua dengan ruang modern. Membuat ibukota Tashkent semakin semarak sebagai kota yang beradab karena tidak semena2 menghancurkan yang lama dan beralih dengan yang baru .....
Konsep peleburan heritage dan modern ini masih sajuh dari selesai, sementara skalanya adalah perkotaan serta perbedaan antara Upaya pemerinta serta swata yang mulai kabur, yang menandakan bahwa intervensi desain perkotaan Tashkent, mulai berhasil.
Aku sebagai seorang arsitek asing dari Indonesia, aku sendiri sudah merasakan bagaimana Tashkent berkembang degan sangat baik sebagai kota tua 2000 tahun lalu dan sebagai "kota tua" sebagai ibukota Uzbekistan yang baru Merdeka tahun 1991.
Walau, memang sulit untuk memisahkan antara konsep2 permukiman di jalan2 protokol Tashkent sebagai gang2 kecil dan sempit itu dengan kehidupan gang2 yang terlihat sama sekali tidak ramah, tetapi justru aku sudah merasakan sendiri, ternyata gang2 kecil dan sempit itu benar2 ramah untuk kursi rodaku, tanpa aku harus keluar dari kursi roda karena tidak isa melewatinya .....
Keragaman karya arsitektur yang berbasis tntang kehidupaqn sosial Masyarakat local di Tashkent, tepatnya kehidupan penghuni di gang2 kecil dan sempit itu lah yang mengirimkan pesan dan gagasan yang berpusat untuk dialog arsitektural. Untuk mengungkapkan sebuah kepedulian untuk tidak meninggalkan kehidupan lama mereka yang diubanh menjadi kehidupan baru dan modern.
Tidak sama jika mereka mau berkembang, te4tapi sangat disarankan ketika mereka tetap mau mempertahankan kehidupan mereka yang lama dengan melestarikannya. Bukan semata2 menghancurkan untuk membangun yang baru, dan yang lama benar2 hancur menjadi debu dan tanah dan menghilang ......
Itulah yang terjadi di banyak negara berkembang termasuk Indonesia yang sering kali tidak peduli tentang "harta karun" kita, dari negara2 sahabat menggembar-gemborkan tentang heritage, tetapi justru negeri kita tercinta ini, mampu dan tega merusaknya dengan alasan untuk membangun yang baru dan modern, dengan tujuan2 bisnis .....
Aku sendiri belum "mengenal" Tashkent secara lebih detail. Tetapi, dalam waktu 2x kunjunganku di Uzbekistan, aku tahu dengan pasti bahwa pemerintah Uzbekistan sangat loyal dengan kepedulian.
Banyak kepedulian2 yang kuilhat dan urasakan sendiri, betapa negeri cantik ini akan merebut langkah2 yang sudah diterapkan oleh ban yak negara2 berkembang termasuk Indonesia. Uzbekistan akan menajdi salah satu pusat perkembangan sebuah negara yang san gat cepat, dan tidak meninggalkan kepeduliannya.
Uzbekistan sebagai negara yang sudah sangat terbuka secara faham, membawa suara dan perspektif yang sama sekali aku tidak menduga. Mengunjungi Tashkent, yang terbukti dengan baik tentang perkembangannya lewat Pembangunan perkotaan dan fasilitas2nya, tanpa harus membatasi kepedulian2 di berbagai titik.
Dan, saat ini apa yang aku pikirkan sebagai seorang arsitek asing dari Indonesia, bisa saja akan menjadi diskusi2 selanjutnya untuk sebuah Tashkent yang peduli dan berkembang ....