By Christie Damayanti
Personalisasi dan privatisasi apartemen di lantai dasar untuk membangun pekarangan yang untuk taman. Apakah ini sudah sesuai dengan aturannya?
Â
Dari yang aku datangi sewaktu aku di Tashkent, memang banyak sekali apartemen2 kumuh yang sepertinya tidak layak huni lagi karena memang sangat membahayakan denagn material2 yang retak dan tidak bisa berfungsi lagi.
Banyak gedung apartemen di beberapa lokasi yang kondisinya sangat buruk, dan berada di urutan terakhir dalam hal permintaan,untuk tinggal. Tashkent harus benar2 mempertimbangkan dengan segala bentuk masalah untuk tempat tinggal penduduknya.
Bangunan2nya sendiripun sudah tidak masuk akal untuk ditinggali, sehingga penduduk yang benar2 tidak mampu untuk mencari tempat tinggal lagi, mereka berusaha memperbaiki apa yang ada, dan menutup mata apa yang mereka lihat tetang kekumuhan bangunan yang mereka tinggali. Dan, itu adalah sebuah masalah sosial ayng luar biasa .....
Sebagian lagi, masih ada apartemen2 yang belum selesai dibangun sejak era Soviet dan menjadi terbngkalai dan tempat orang atau siapapun yang butuh santai dan membuang sampah disana dan akhirnya mencemari lingkungan.
Sebagai seorang arsitek dari Indonesia, aku hanya mencoba melihat dari sudut pandangku untuk apartemen2 itu bisa tetap ditinggali denagn cukup nyaman, walau kenyataanya susah sekali. Karena, memang harus benar2 "dibersihkan" dari reruntuhan2 material lama, dan meleburnya dengan  material2 baru.
Material2 lama itu memang sudah minimal 50 tahun lalu, Dimana 50 tahun lalu merupakan penurunan kualitas untuk bisa disebut "tidak bisa dipakai lagi jika mau aman". Walau, sebagian material memang tetap tahan lama, dibagian2 fungsi yang jarang untuk dipakai.
Dengan kenyataan penduduk dengan Tingkat sosial yang memang berbeda satu sama lain,  mereka mencoba untuk  mem-personalisasi rumah dan apartemen2 mereka era Soviet untuk mereka lebih nyaman dan praktis. Fenomen aini tentu saja menunjukkan Masyarakat Tashkent menjauh dari cita2 Soviet di masa lalu ......