By Christie Damayanti
Beberapa rumah yang aku lihat sendiri yang belum diperbaiki atau belum di renovasi, dan masih terdapat penghuninya di dalam .....
Â
Tashkent, ibukota metropolitan Uzbekistan, paling selatan berpenduduk jutaan orang di Uni Soviet, adalah kota yang penuh dengan kontras dan paradoks arsitektur. Saat itu, Tashkent masih menjadi kota ke-4 yang bertaraf internasional di Uni Soviet sebelum Uzbekistan memisahkandiri dari negara adikuasa berfaham sosialis komunis.
Kontras arsitekturini tidak pernah menjadi lebih tajam dibandingkan saat gempa bumi dahsyat tahun 1966, yang menyebabkan Kota Baru Tashkent relatif tidak terkena dampak buruk namun membuat Kota Tua Tashkent bagian timur menjadi abu dan puing2 bangunan2 nya.
Tashkent menjadi sebuah kota dan sudah menjadi kota yang penuh kontras. Dengan banyak gang2 sempit yang berkelok2 tempat permukiman, atau lebih tepatnya, perkampungan perkotaan Tashkent yang aku datangi berhari2 ketika aku berada di sana, akhir bulan Juni 2024 lalu.
Juga masjid, madrasah, dan bangunan2 yang terbuat dari tanah liat di Kota Tua yang sudah mapan, sangat kontras dengan Kota Baru yang tertata rapi dengan jalan2 raya yang lebar.
Ada satu solusi yang ditawarkan, yaitu upaya pembangunan kembali yang memicu peningkatan inovasi arsitektur perkotaan. Kota ini kemudian menjadi wajah "modernisme seismic". Yaitu, gempa bumi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah mendorong modernisasi pembangunan perkotaan di Tashkent, sebuah ibkota dari snegeri cantik Uzbekistan.
Dalam konsep arsutektural dunia, "Seismic Modernism", menggambarkan upaya rekonstruksi yang memicu gelombang inovasi menakjubkan dan memaksa modernisasi kota. Itulah yang terjadi pada ibukota Tashkent.
Meskipun industrialisasi di Tashkent dan imigrasi pekerja sudah berjalan lancer saat ini, trend perkotaan ini semakin intensif. Para perencana kota kini dapat menerapkan rencana renovasi mereka dalam skala besar untuk sekitar ratusan ribu tuna wisma atau homeless yang ada di ibukota Tashkent.
Aku melihat dalam pengamatanku ketika aku berada disana dan blusukan ke gang2 sempit diatas kursi rodaku, bahwa memang banyak sekali warga kota yang tinggal di apartemen2 pendek yang sebenarnya tidak layak huni lagi. Mereka harus bisa hidup sedemikian, setelah Tashkent baru bisa membangun kotanya setelah presiden pertamanya meninggal tahun 2016.
Penghuni2 yang hanya bergantung kepada apa yang mereka punya, teergambar seperti yang aku tuliskan di bberapa artikel ku sebelum ini.
Banyak institusi dan lembaga2 swadaya dari seluruh Uni Soviet saat itu, berkontribusi pada upaya rekonstruksi. Para arsitek mengintegrasikan tradisi konstruksi regional ke dalam desain "sosialis modern" mereka. Sebuah fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu berbagagi macam desain2 mozaik yang menakjubkan!
Pembangunan kembali Tashkent memberikan contoh sempurna dari Uni Soviet tentang perencanaan kota, dimana standardisasi teknis arsitektural dan persyaratan sosial tidak lebih merupakan kontradiksi daripada desain konsep kehidupan eksperimental dan pencarian ekspresi identitas nasional secara bersamaan di bangunan2 Tashkent.
Salah satunya adalah konsep Khrushchevka ini, yang aku sudah jabarkan secara detail di beberapa artikel2ku sebelum ini. Yaitu, membangun dengan konsep pre-fabrikasi denagn beton sebagai dinsing2 masif bangunan2 tersebut.
Gempa bumi besar tahun 1966 dan sekarang tahun 2024, berarti sudah 58 tahun, menjadikan Tashkent dianggap sebagai "tuan rumah" dengan bangunan2 pre-fabrikasi terindah di dunia!
Ya, aku bisa memahaminya, ketika kami dengan mengendarai mobil berkeliling kota Taskent, melihat jejeran apartemen berlantai 9 sejajar dan sebangun dari kanan dan kiri, dan di jejeran belakangnya, apartemen2 yang berlantai 16 yang lebih langsing, juga berada di kanan dan kiri mobil kami.
Aku sempat terkagum2, juga dengan pewarnaan apartemen2 itu yang berwarna kekuningan, membuat Tashkent juga mempunyai ciri khas dan identitas yang nyata sebagai ibukota. Apalagi jika sore hari sesaat matahari masih di perbatasan bumi dan langit, wrna kuning matahari terbenam, menguatkan warna kekuningan ibukota Tashkent yang cantik!
Contoh foto yang aku lihat di Google, memang tidak semua rumah hancur, tetapi minimal rumah2 tersebut "bergesaer" karena tekanan gempa .....
Beberapa rumah yang "bergeser" karena tekanan gempa tahun 1966 di Tashkent dan rumah2 yang aku lihat sendiri, tidak/belum diperbaiki. Masih ada penghuni di dalamnya, walau itu sangat membahaakan .....
Dari yang aku amati tentang pasca gempa di Tashkent ini, rumah2 dan apartemen2 yang sempat hancur atau sedikit bergeser akibat tekanan gempa, epertinya tidak banyak perubahan karena konsep Khrushchevka, yang memang membangun rumah2/apartemen2 murah dan cepat.
Pada tanggal 26 April 1966, pukul 05.23 waktu setempat, terjadi gempa bumi dahsyat di Tashkent yang menyebabkan lebih dari 300 ribu orang dari 1,5 juta penduduk Tashkent kehilangan tempat tinggal.
Ibukota Tashkent dibangun kembali sepenuhnya dalam waktu 3,5tahun. Luar biasa cepat. Seluruh kawasan pemukiman telah didirikan di pinggiran kota, kawasan pemukiman tua di pusat Tashkent yang rusak baru dibangun. Kota satelit baru  telah muncul. Secara keseluruhan, lebih dari 1 juta meter persegi perumahan, sekolah, fasilitas sosial, budaya, dan administrasi telah dibangun pada saat itu.
Sisa2 pasca gempa itu saat aku disana, sama sekali tidak terlihat. Hanya di beberapa Kawasan luar kota,  masih ada puing2 bangunan kecil yang mungkin  belum sempat untuk dibenahi.
Saat ini, ibukota Tashkent adalah kota dengan arsitektur modern yang dipenuhi dengan beragam ide desain dan solusi teknik yang mana peran penting diberikan pada masalah keselamatan.
Begitu juga masalah2 sosial, perkotaan dan arsitektur untuk membangun Kawasan Tashkent yang akan menjadi pusat internasional, jika mereka memang berniat untuk "mengundang" dunia untuk melihat Uzbekistan lebih dekat lagi. Keterbukaan yng luar biasa Uzbek!
Hal ini mencakup stabilitas struktural dan kepatuhan terhadap peraturan dan standar yang relevan, dan yang paling penting, sebuah upaya berkelanjutan dalam menangani kependudukan.
Pemerintah Uzbekistan, terutama utuk Tashkent sebagai ibukota negara yang harus siap menerima dunia, memberikan perhatian khusus terhadap perlindungan penduduk dari keadaan darurat dan pengurangan risiko bencana.
***
Gempa bumi di Tashkent pada tahun 1966 telah menggerakkan masyarakat. Kota tersebut pulih dengan sangat cepat, dan pada awal musim dingin tahun itu juga, lebih dari 300 ribu penduduk telah menempati rumah2 baru.Â
Dalam waktu kurang dari 3 tahun, semua konsekuensi gempa bumi telah teratasi. Kawasan permukiman baru dibangun di pinggiran kota, pusat kota, sekolah dan gedung administrasi, fasilitas budaya dan rekreasi telah dipulihkan.
Dengan bantuan republik2 Uni Soviet, kota tersebut tidak hanya selamat dari bencana yang mengerikan, tetapi juga dibangun kembali. Gempa bumi di Tashkent berkontribusi pada perkembangan kota, yang luasnya meningkat satu setengah kali lipat setelah pemulihan. Jumlah penduduk juga meningkat saat itu, lebih dari seratus kebangsaan yang berbeda tinggal di kota tersebut.
Dan, dengan terjadinya gempa besar tahun 1966 di Tashkent ini, itulah awal mula Tashkent membangun besar2an sebelum Uzbekistan melepaskan diri dari Uni Soviet tahun 1991, ketika Tashken sudah pulih dari tramuanya, dan Tashkent sebagai ibukota Uzbekistan sekarang ini mempersiapkan berbagai cara untuk mengundang dunia sebagai tuan rumah negeri eksotis ini, dan anti-main stream .....
Catatan :
Untuk foto2 gempat, mungkin lebih baik melihat langsung di Google tentang Gempa Tashkent 1966, dan aku tidak akan memposting di artikel ini. Semua foto2 gempa ini, tidak terlihat "tanda2" ini berada di Tashkent, untuk menghindari kesalah-fahaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI