Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Apartemen Kumuh dan Bau Anyir Peninggalan Uni Soviet, Tidak Masuk Akal Masih Dihuni .....

22 Juli 2024   11:09 Diperbarui: 22 Juli 2024   11:54 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zoyir merekamnya dengan baik, dengan foto dan video. Sambil kami berdiskusi dengan suara pelan, supaya tidak mengganggu ketenangan penghuni. Bahkan, ketika kami tertawa pun, harus berbisik2 sambil tersenyum2, hihihi .....

Sangat mencairkan suasana tegang selama kami disana, sebelum kami beranjak keluar lobby itu. Tetap menyempatkan diri untuk mengamati desail tangga yang sungguh terlihat sangat "menyeramkan!"

Sebuah tangga ke lantai atasnya dengan railing dari material kayu2 tua yang sudah terkelupas, serta anak tangganya dari tanah liat batu bata yang sungguh benar2 sangat tidak masuk akal untuk ditinggali, duh .....

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Anak tangga dari bata dan tanah liat sebagai pijakannya dan railing tangga dari kayu yang belum pernah di renovasi sejak masih berada dalam cengkeraman Uni Soviet .....

***

Kami melangkah keluar dari lobby tersebut. Aku tetap menggandengan tangan kekar Zoyir, dan semakin mempererat jika ada permukaan lantai yang tidak rata, dan kakiku bisa miring dan keseleo.

Sampai keluar setelah sekitar 15 atau 20 menit di dalam sana, aku langsung di dudukkan di atas kursi rodaku. Aku menarik nafas dalam2 karena effortku sangat besar untuk berdiri selama itu ditambahkan bau anyir atau bau amis yang selalu menyeruak disana, menambahkan effortku berlebihan ......

Zoyir tersenyum melihatku mengnatur nafasku dan kami mulai berjalan mundur, meninggalkan apartemen tersebut, dan meninggalkan suasana yang "menyeramkan" untuk kembali ke dunia kami, realitas hidup kami di luar sana .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun