Zoyir merekamnya dengan baik, dengan foto dan video. Sambil kami berdiskusi dengan suara pelan, supaya tidak mengganggu ketenangan penghuni. Bahkan, ketika kami tertawa pun, harus berbisik2 sambil tersenyum2, hihihi .....
Sangat mencairkan suasana tegang selama kami disana, sebelum kami beranjak keluar lobby itu. Tetap menyempatkan diri untuk mengamati desail tangga yang sungguh terlihat sangat "menyeramkan!"
Sebuah tangga ke lantai atasnya dengan railing dari material kayu2 tua yang sudah terkelupas, serta anak tangganya dari tanah liat batu bata yang sungguh benar2 sangat tidak masuk akal untuk ditinggali, duh .....
Â
Anak tangga dari bata dan tanah liat sebagai pijakannya dan railing tangga dari kayu yang belum pernah di renovasi sejak masih berada dalam cengkeraman Uni Soviet .....
***
Kami melangkah keluar dari lobby tersebut. Aku tetap menggandengan tangan kekar Zoyir, dan semakin mempererat jika ada permukaan lantai yang tidak rata, dan kakiku bisa miring dan keseleo.
Sampai keluar setelah sekitar 15 atau 20 menit di dalam sana, aku langsung di dudukkan di atas kursi rodaku. Aku menarik nafas dalam2 karena effortku sangat besar untuk berdiri selama itu ditambahkan bau anyir atau bau amis yang selalu menyeruak disana, menambahkan effortku berlebihan ......
Zoyir tersenyum melihatku mengnatur nafasku dan kami mulai berjalan mundur, meninggalkan apartemen tersebut, dan meninggalkan suasana yang "menyeramkan" untuk kembali ke dunia kami, realitas hidup kami di luar sana .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H