Memasuki pintu beli berkusen kayu tua itu, ternyata antara ruang luar dan ruang dalam, dipasang 4 buah batu atau keramik tua, entah itu sejak awal demikian atau baru2 saja untuk membuat antara ruang luar dan ruang dalam berada dalam1 level area.
Masing2 gedung apartemen itu ada beberapa lantai dari 2 lantai, 3, 4, 6, 9 dan 16 lantai. Agak aneh dengan jumlah lantai2nya, iru pun sudan ku diskusikan dengan Zoyir tentang jumlah lantai tersebut. Dan, aku googling di computer, ternyata untuk Uzbekistan jumlah lantai2 itu tidak berarti apa2, tetapi entah konsep jumakh dari Uni Soviet. Aku belum mendapatkan dokumennya .....
Begitu memasuki pintu, ternyata ada 1 trap yang harus kulalui. Kursi roda tidak bisa kubawa masuk, karena jika aku bisa memasukinya etapi area itu cukup sempit, sehingga aku memutuskan untuk berdiri dan berjalan, digandeng oleh Zoyir ....
Aku berjalan menggandeng Zoyir sebelah tangan kiriku, sambil aku memotret2 apa yang aku ingin amati. Apartemen itu benar2 memprihatinkan. Bau bangunan tua merebak di hidung ku, sekaligus bau sesuatu yang sepertinmya belum pernah aku alami.
Bau amis? Bau anyir? Anyir apa? Entah lah .....
Aku teringat cerita Zoyir juga, termasuk referens film yang aku tonton. Banyak warga sipil yang terbunuh dan jenazahnya di kubur di 1 liang besar yang tanpa keluarganya tahu. Cerita itu dibumbui oleh cerita2 misteri di rumah2 tua, ketika orang2 dibunuh disana dan darah dimana2. Aku tidak tahu, itu benar terjadi atau ahanya bumbu2 film saja, teapi sungguh aku merasakan bulu2 tanganku berdiri dan merasakan juga kengerian hidup di jaman itu .....
Bau aneh itu merebak di hidungku, tanpa tahu itu bau apa. Dan, itu selalu tercium di semua bangunan apartemen2 tua peninggalan Uni Soviet yang aku masuki selama 1 minggu kemudian.
Aku melangkah dengan hati2 karena permukaan lantainya tidak rata, dengan material yang sudah tua serta belum pernah direnovasi. Lingkungannya sepi. Walau terdengan suara2 kehidupan, tetapi sepertinya mereka hanya berada di ruang2 yang ada disana.
Aku melangkah hati2 karena permukaan lantai yang tidak rata, serta aku merekam dengan kamera hp ku, dengan tangan kiriku juga yang menggandengan Zoyir. Sambil Zoyir bercerita apa yang dia ketahui, suaranya bergema, berdengung. Seperti berada di sebuah ruangan besar tanpa perabotan.
Mataku jelalatan, merekam semuanya seakan aku tidak akan datang lagi kesana. Tentu saja, aku tidak akan datang lagi kesana, ke apartemen tua itu lagi di tempat yang sama, karena masih ada ratusan gedung2 apartemen tua peninggalan Uni Soviet yang aku akan datangi.
Excitedku bertambah2, ketika bulu tanganku terus meremang ......