Biasanya, aku lebih cenderung memilih untuk marah dan kemarahan itu yang membuat aku tidak punya teman perempuan sejak dahulu, karena aku dianggap pemarah, galak dan terlalu angkuh!
Itu menjadi hal yang pokok bagi hidupku sekarang. Bahwa ketika aku DILECEHKAN SECARA SEKSUAL oleh seorang oknum supir taxi online beberapa hari lalu, aku tidak takut, aku tidak sedih, tetapi aku sangat marah! Sehingga kemarahan itu justru memberikan caraku untuk bertahan, survive dan me-manage perasaaanku.
Aku marah sejadi-jadinya karena sama sekali tidak bisa melawan, dengan kekuranganku lumpuh tubuh kananku karena serangan stroke berat di San Francisco tahun 2010. Aku berteriak sekeras-kerasnya, setelah si pelaku keluar dari teras depan rumahku dan mengunci pintu rumahku. Dan, aku melampiaskan kemarahan besarku dengan menelepon beberapa sahabatku yang kupikir akan mau mengerti tentang kemarahan yang meledak!
Semakin lama, kemarahanku memang mereda dan aku mengambil laptop dan menuliskan apa yang terjadi dan semakin lama kemarahanku semakin surut. Aku posting dan tidak berpikir akan viral. Besoknya, postinganku diganjar HEADLINE dan mulai viral, dan sekarang sudah dibaca hampir 9.000 orang, lalu postinganku kedua dibaca hampir 4.500 orang.
Postingan-postingan di medsos selalu viral yang menghasilkan banyak orang atau netizen yang mengirim pesan di DM atau inbox, yang hampir semua adalah perempuan.
Teman dan sahabat yang tahu aku, mereka mengirim dukungan dan doa lewat WA atau telepon langsung. Semua penuh dukungan dan doa-doa yang terbaik untukku. Sedangkan perempuan-perempuan dari medsos itu, sebagian besar memang mendukung dan mendoakan untuk kasus ini ke persidangan. Tetapi, sebagian lagi, mereka cerita tentang keadaan mereka yang juga pernah dilecehkan, tetapi mereka tidak berani bersuara!
Bahkan, sebagian lagi berkata, bahwa akhirnya mereka tidak berani lagi naik taxi jika sendirian, jika tidak ditemani oleh suami atau anak-anak mereka.
Aku katakan sebagai respon DM atau inbox mereka, "Jangan takut bu/mbak, kita sebagai perempuan harus berani bersuara dan yang jelas kita ada Tuhan kita"....
Perempuan-perempuan itu atau sebagian besar perempuan atau juga laki-laki tidak punya keberanian untuk bersuara. Mereka memendam semuanya, dan membuat si pelaku semakin senang, menang dan jaya!!! Itu yang aku tidak mau! Rasa yang tidak enak dengan PELECEHAN SEKSUAL yang aku alami, sungguh tidak enak. Akan ada trauma khusus bagi si korban....
***
Sebenarnya, aku tidak muluk berpikir untuk lapor polisi karena memang tujuanku bukan melaporkan polisi, karena aku yakin bahwa siapapun punya hak untuk bekerja. Jika aku lapor polisi dan benar-benar dipenjara, bagaimana dengan keluarganya?