Aku memang terlambat "mengenal" Uzbekistan, karena aku tidak berpikir untuk masuk ke dalamnya. Secara sebagai seorang arsitek dari Indonesia, paham tentang arsitektur adalah dari Eropa.
Ya, aku sangat suka desain-desain klasik Eropa yang selalu aku tambahkan minimalis dalam desain-desain pribadiku. Aku memang belum masuk ke dunia arsitektur Muslim karena aku agak khawatir jika aku "masuk" ke sana, secara aku adalah seorang Kristiani, sebagai minoritas jika aku datang ke sana.
Aku memang sangat terlambat, tetapi tidak ada kata terlambat dalam kamusku, sehingga sekarang ini aku full tancap gas untuk mengeksplorasi negeri cantik ini, Uzbekistan.
Uzbekistan memang berkembang pesat sebagai pusat Jalur Sutra, yang membentang sepanjang 7.000 mil. Hal ini memfasilitasi pengembangan proyek arsitektur yang mewujudkan kekayaan warisan budaya Uzbekistan.
Pelestarian istana, mausoleum, masjid, dan keajaiban arsitektur lainnya mengabadikan halaman sejarah di Uzbekistan. Bangunan-bangunan berarsitekur cantik ini merupakan bukti kreativitas dan keahlian masa lalu.
Keindahan dan keaslian arsitektur Uzbek tetap terpancar meski seiring berjalannya waktu. Dan ini sangat mencerminkan pada lingkungan masyarakat lokal dan dedikasi mereka dalam melestarikan akar budaya mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H