By Christie Damayanti
Aku dengan latar belakang kotatua Bukhara dari kompleks Poi Kalon. Konsep desain perkotaan yang spesifik dan khas denagn bangunan2 khas Bukhara dari kultur budaya dan lingkungan mereka .....
Â
Sebenarnya,Â
Peran sebuah konsep dalam arsitektur lebih dari sekedar estetika; ini berfungsi sebagai prinsip panduan yang menginformasikan setiap keputusan desain. Konsep yang disusun dengan baik bertindak sebagai benang pemersatu, merangkai elemen2 berbeda seperti bentuk, fungsi, konteks, dan narasi menjadi satu kesatuan yang komprehensif.
Dengan mendasarkan desain pada ide sentral dan awal mulanya, arsitek dapat menciptakan ruang yang beresonansi dengan pengguna pada tingkat emosional dan intelektual, melampaui sekadar fungsionalitas untuk membangkitkan pengalaman mendalam.
Ini memang terjadi ketika aku mulai belajar tentang konsep desain untuk menciptakan sesustu, sebuah benda atau sebuah bangunan bahkan sekomples ruang2 publik. Dan ketika aku masuk untuk mempelajari dunia arsitektu Muslim di Uzbekistan ini, aku menemui banyak hal yang benar2 sama dalam konsep desain arsitektural modern sekarang ini.
Realitasnya, semuanya adalah sama dan sebangun, tinggal kiota saja yang harus meneliti dan memperhatikan detail2 nya yang bisa menjadi sebuah ciri khas untuk sebuah bangunan atau kompleks bangunan di kotatua manapun ......
Konsep arsitektur yang kuat berfungsi sebagai lensa yang menyaring semua keputusan desain. Ini memberikan kerangka untuk mengatur hubungan dan benang merah yang menentukan materialitas, dan membentuk karakter keseluruhan bangunan.
Itulah yang terjadi pada bangunan2 tua di manapun di dunia ini. Mereka mulai menterjemahkan konsep2 desain arsitektural yang menjadi ciri khas masing2 negara untuk "berlomba" menjadi yang terbaik.
Berbeda dengan konsep desain arsitektural modern, yang walaupun arsitek sudah mengerti konsdep tersebut, tetapi pada kenyataannya mereka menjadi "kalap" mana kala sebuah bangunan di negeri terntu menjadi viral, yang membuat si arsitek tertentu ingin "menciptakan" konsep desainnya seperti yang virtal tersebut.
Sehingga pada akhirnya adalah terjadi penumpukan2 desain yang tidak sepantasnya ada di ruang public negara lainya dengan kultur budaya yang berbeda! Desain yang acak kadut itu lah yang sering merambah dunia, termaduk Indonesia.
Dimana di negeri kita tercinta ini, sering membangun komplek2 perumahan yang di desain dengan konsep kultur budaya yang bukan Indonesia, yang mengaibatkan edukasi tentang budaya dan akar rumputnya menjadi bergesar, dan generasi muda akan bingung menetukan akar budaya mereka!
Selain itu, konsep yang menarik memiliki kekuatan untuk memberikan lapisan makna, benang merah sejarah dan signifikansi pada proyek, memperkaya pengalaman pengguna dan menumbuhkan rasa keterhubungan dengan lingkungan yang dibangun.
Baik itu respons terhadap kondisi lokasi, konteks budaya, atau persyaratan program, konsep ini berfungsi sebagai cahaya penuntun yang menerangi jalan dari visi menuju kenyataan.
Rasa "keterhubungan" itulah yang akan menarik keunikan arsitek, lingkungannya serta akar rumput budaya mereka. Arsitek2 jaman kuno, klasik, atau modern akan dikenal sebagai arsitek2 yang spesifik dan dikenal pada jamannya, yang sesuai dengan kultur budaya dan akar rumputnya, BUKAN ARSITEK YANG MENGANDALKAN DESAIN2 YANG MENIRU hanya untuk viral!
***
Proses pengembangan konsep dalam arsitektur mirip dengan memahat tanah liat mentah menjadi sebuah mahakarya yang indah. Itu yang terjadi selama aku mengembara berkeliling di Uzbekistan, Dimana konsep membangun mereka benar2 sederhana dari tanah liat tetapi berhasil menembus dunia dengan hasil karya2 mereka yang megah!
Hal ini dimulai dengan pemahaman menyeluruh tentang ringkasan proyek, kondisi lokasi, dan faktor kontekstual. Analisis lokasi memainkan peran penting dalam tahap ini, memberikan wawasan berharga mengenai konteks fisik, budaya, dan lingkungan di mana proyek akan dilaksanakan.
Nyata sekali, ketika aku mengeksplore bangunan rumah sederhana di kotatua Bukhara itu, hanya menggunakan material2 tanah liat yang dicampur ddengan "salman" atau Jerami. Aku sendiri tidak tahu dengan pasti, apakah bangunan2 tua monumental seperti di kompleks Poi Kalon atau bangunan2 tua lainnya di Uzbekistan, sama dengan membangun rumah sederhana mereka, dengan tanah liat.
Tetapi jika ditilik dalam jamannya, sepertinya sama yang MUNGKIN mereka menambahkan material penguat untuk bangunan2 tinggi dan monumental ......
Berbekal pengetahuan ini, para arsitek memulai eksplorasi, membuat sketsa, membuat model, dan bereksperimen untuk membentuk ide2 abstrak mereka. Baik di jaman lalu ataupun di jaman modern sekarang ini.
Selama tahap awal pengembangan konsep, arsitek terlibat dalam proses penemuan dan menghasilkan beberapa konsep baru yang menyempurnakan konsep awal mererka. Mereka mengeksplorasi beragam pilihan desain, mendorong batas kreativitas dan imajinasi.
Berbagai sketsa, diagram, dan model fisik berfungsi sebagai alat untuk memvisualisasikan ide dan menguji kelayakannya. Melalui proses berulang ini, para arsitek jaman itu dan jaman modern sekarang ini, menyempurnakan konsep mereka, menyaringnya hingga ke esensi kultur budayanya sekaligus memperkayanya dengan lapisan kompleksitas warga local, lingkungan mereka dan makna kehidupan.
***
Konsep diseain arsitektural ini, mmungkin tidak banyak di kenal orang untuk menciptakan sesuatu apapun. Jika arsitek melakukan ini dengan merenung, berpikir dan akhirnya menggambar, mungkin non-arsitek tetap berpkir apa yang mereka ingin lakukan untuk menciptakan sesuatu. Itulah yang teradi. Tetapi pada konsep desain, walau denagn cara yang berbeda.
Tidak ada sesuatu yang tiba2 ada dengan sendirinya, kecuali memang karya Tuhan. Yang jelas, konsep desain arsitektural untuk bangunan2 yang ada sejak jaman lama itu, tercipta karena kebutuhan mereka untuk sebuah karya monumental dalam menunjukan jati diri mereka di dunia, termasuk di negeri cantik Uzbekistan .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H