Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Desain Arsitektural Spesifik Bukhara dengan Berbagai Konsep dan Material Sederhana pada Zamannya

6 Juli 2024   14:54 Diperbarui: 6 Juli 2024   15:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga pada akhirnya adalah terjadi penumpukan2 desain yang tidak sepantasnya ada di ruang public negara lainya dengan kultur budaya yang berbeda! Desain yang acak kadut itu lah yang sering merambah dunia, termaduk Indonesia.

Dimana di negeri kita tercinta ini, sering membangun komplek2 perumahan yang di desain dengan konsep kultur budaya yang bukan Indonesia, yang mengaibatkan edukasi tentang budaya dan akar rumputnya menjadi bergesar, dan generasi muda akan bingung menetukan akar budaya mereka!

Selain itu, konsep yang menarik memiliki kekuatan untuk memberikan lapisan makna, benang merah sejarah dan signifikansi pada proyek, memperkaya pengalaman pengguna dan menumbuhkan rasa keterhubungan dengan lingkungan yang dibangun.

Baik itu respons terhadap kondisi lokasi, konteks budaya, atau persyaratan program, konsep ini berfungsi sebagai cahaya penuntun yang menerangi jalan dari visi menuju kenyataan.

Rasa "keterhubungan" itulah yang akan menarik keunikan arsitek, lingkungannya serta akar rumput budaya mereka. Arsitek2 jaman kuno, klasik, atau modern akan dikenal sebagai arsitek2 yang spesifik dan dikenal pada jamannya, yang sesuai dengan kultur budaya dan akar rumputnya, BUKAN ARSITEK YANG MENGANDALKAN DESAIN2 YANG MENIRU hanya untuk viral!

***

Proses pengembangan konsep dalam arsitektur mirip dengan memahat tanah liat mentah menjadi sebuah mahakarya yang indah. Itu yang terjadi selama aku mengembara berkeliling di Uzbekistan, Dimana konsep membangun mereka benar2 sederhana dari tanah liat tetapi berhasil menembus dunia dengan hasil karya2 mereka yang megah!

Hal ini dimulai dengan pemahaman menyeluruh tentang ringkasan proyek, kondisi lokasi, dan faktor kontekstual. Analisis lokasi memainkan peran penting dalam tahap ini, memberikan wawasan berharga mengenai konteks fisik, budaya, dan lingkungan di mana proyek akan dilaksanakan.

Nyata sekali, ketika aku mengeksplore bangunan rumah sederhana di kotatua Bukhara itu, hanya menggunakan material2 tanah liat yang dicampur ddengan "salman" atau Jerami. Aku sendiri tidak tahu dengan pasti, apakah bangunan2 tua monumental seperti di kompleks Poi Kalon atau bangunan2 tua lainnya di Uzbekistan, sama dengan membangun rumah sederhana mereka, dengan tanah liat.

Tetapi jika ditilik dalam jamannya, sepertinya sama yang MUNGKIN mereka menambahkan material penguat untuk bangunan2 tinggi dan monumental ......

Berbekal pengetahuan ini, para arsitek memulai eksplorasi, membuat sketsa, membuat model, dan bereksperimen untuk membentuk ide2 abstrak mereka. Baik di jaman lalu ataupun di jaman modern sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun