Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sebuah Rumah Tua dengan Berbagai Desain Piring Keramik Klasik

20 Juni 2024   12:02 Diperbarui: 20 Juni 2024   21:40 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinding-dinding tanah liat yang bercampur dengan jerami itu sangat menarik perhatianku, seperti dinding-dinding rumah tua yang aku lihat di beberapa rumah di banyak kota. Berarti, memang Uzbekistan mempunyai konsep material yang berbeda dengan negara lainnya tentang latah liat yang bercampur denagn Jerami.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Coba perhatikan detail dinding foto diatas ini. Materialnya adalah tanah liat putih dan dicampur dengan Jerami, benar-benar khas untuk dinding rumah tua di Uzbekistan, unik!

Dokumentasi pribadi - Dinding tanah liat yang dicampur dengan Jerami di permukiman rumah-rumah tua di Uzbekistan
Dokumentasi pribadi - Dinding tanah liat yang dicampur dengan Jerami di permukiman rumah-rumah tua di Uzbekistan

 Baca Campuran "Saman" atau Jerami pada Bangunan Uzbekistan sebagai Konsep Konstruksi

Di dinding-dinding itu tergantung banyak keramik-keramik cantik buatan mreka yang pastinya sudah tua. Desain piring keramik tua itu tidak perlu diragukan lagi sebagai pembuat keramik yang sudah tua dan berkualitas tinggi. Desain klasik yang aku rekam dengan foto membuat aku berdecak karena sangat indah!

Klasik adalah jiwaku, sehingga aku melihat semua ini, membuat aku benar-benar jatuh cinta kepada suasana syahdu dan klasik seperti di rumah tua ini, yang ternyata berfungsi sebagai pabrik tradisional Gijduvan Ceramic.

Aku terus berjalan mengelilingi pekarangan rumah pembuatan keramik itu, sementara teman-teman seperjalananku sibuk dengan makan siangnya serta mengobrol dengan sesama peserta tur.

Aku lebih memilih mengamati yang aku suka untuk kurekam ke dalam anganku dan impianku, yang akhirnya memang aku harus makan siang dulu, sebelum kami beranjak lagi ke kota tua Bukhara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun