Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sebuah Rumah Tua dengan Berbagai Desain Piring Keramik Klasik

20 Juni 2024   12:02 Diperbarui: 20 Juni 2024   21:40 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keramik klasik yang tergantung di semua dinding ruangan di pekarangan parik tradisional keramik di Gijduvan ini. (Dokumentasi pribadi)

By Christie Damayanti

Suasana di Gijduvan Ceramic memang mencerminkan suasana yang syahdu di sebuah kota kecil bersebelahan dengan Bukhara Uzbekistan.

Hujan rintik yang turun membasahi bumi Gijduvan itu, mengantarkan aroma tanah basah alami yang menyegarkan hirupan nafasku, dan sejauh mata memandang aku meluhat bangunan-bangunan tua Gijduvan yang semakin menyentuh hatiku sebagai wisatawan dari Indonesia.

Lingkungan tempat tujuan kami memang benar-benar syahdu karena tidak banyak kegiatan di sana. Hanya beberapa mobil yang lewat dan 1 atau 2 orang saja yang waktu itu sepertinya hanya berjalan lewat saja, karena memang di area itu adalah permukiman tua.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Lingkungan permukiman tua di Gijduvan, tempat keberadaan salah satu pabrik tradisional pembuatan keramik khas Uzbekistan. (Dokumentasi pribadi)
Lingkungan permukiman tua di Gijduvan, tempat keberadaan salah satu pabrik tradisional pembuatan keramik khas Uzbekistan. (Dokumentasi pribadi)

Kami turun dari bus tour kami, aku dibantu oleh Zoyir untuk ke bawah dan kursi rodaku sudah siap menyambutku di bawah setelah aku turun. Dan dari situ, Zoyir membawa kami untuk masuk ke sebuah rumah tua, tanpa aku tahu itu rumah siapa dan mau apa di sana. Yang aku tahu jadwal saat itu adalah masuk ke sebuah pabrik tradisional keramik lalu makan siang disana.

Begitu kami masuk pintu pagar yang merupakan pintu kayu tua yang berat, dan masuk ke area pekarangan rumah dengan beberapa ruang serta berlantaikan tanah basah sehabis hujan.

Kami dipersilahkan masuk dari pintu kayu tua yang cantik ini. (Dokumentasi pribadi)
Kami dipersilahkan masuk dari pintu kayu tua yang cantik ini. (Dokumentasi pribadi)

Pemandangannya syahdu karena benar-benar dari rumah tua ini, dengan beberapa ruangan, dan turun ke bawah sebagai bunker untuk penyimpanan bahan makanan di musim dingin, atau memang untuk berlindung jika terlalu dingin.

Di ujung yang berbeda, ada ruang terbuka dengan ayunan, kursi taman tua dan di ujung yang berbeda lagi, seperti ruang terbuka tanpa atap tetapi ada beberapa pintu, katanya itu untuk kendang keledai yang mereka pakai untuk menggiling tanah liat dan Jerami untuk pembuatan keramik-keramik mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun