Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Bukhara Penuh dengan "Rasa" dan Puisi Cinta

11 Juni 2024   09:51 Diperbarui: 11 Juni 2024   09:51 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi - Di sebuah "boutique hotel" yang penuh dengan garis2 seni dengan material2 mahal dan cantik, membawa "rasa hati" ku semakin penuh dengan cinta .....

By Christie Damayanti

Perjalanan kami dari Samarkand ke Bukhara, hamper sampai. Dari Samarkand ke Bukhara memang seharusnya hanya sekitar 5 jam perjalanan darat dengan bus tour besar. Tetapi, denagn anggota tour yang banyak dan rewelnya aku mencari toilet dengan closet duduk, tentu mem buat perjalanan kami lebih dari 5 jam.

Tidak mengapa.

Yang jelas, kami senang dan Bahagia dalam bus, ngobrol, tertawa, dan apapun yang bisa kami kerjakan untuk membunuh waktu. Dan, aku terus tidak berhenti merekam peralanan kami denagn kamera dan video.

Bukhara!

Sebuah kota tua yang heritage di Uzbekistan. Kami disambut dengan gerbang untuk pemeriksaan paspor jaman masih berfaham sosialis komunis. Sekarang, gerbang besar itu hanya sebagai penanda Sejarah untuk kehidupangenerasi berikutnya, Gerbang itu bertuliskan "Bukhara" ......

Selamat datang di Bukhara

Bukhara adalah sebuah kota tua berada di tengah-selatan Uzbekistan dan terletak sekitar 5 jam dengan perjalanan darat sebelah barat Samarkand, jantung Jalur Sutra, di delta Sungai Zeravshan.

Kota ini didirikan paling lambat pada abad ke-1 SM dan sudah menjadi jalur perdagangan penting ketika direbut oleh orang2 Arab pada tahun 709. Invasi ini menyebabkan Bukhara menjadi pusat pengajaran, kebudayaan, dan perdagangan Islam bagi dinasti Samanid Arab dan Persia. Kini kota ini mendapat kehormatan dikenal sebagai salah satu dari tujuh kota mulia Islam.

Suasana di Bukhara benar2 berbeda dengan di Samarkand. Ketika di Samarkand saja aku benar2 jatuh cinta dengan Susana dan lingkungnnya, ternyata lebih lagi dengan Susana dan lingkungan di Bukhara.

Aku menjadi mampu untuk menuliskan berbagai kata2 cinta tentang Uzbekistan. Apalagi yang aku dapatkan dari seorang  Penyair Zayn ad-DinVasi (1485--1556),

Dim road in Moscow's winter taxi. 

Maybe our Uzbek driver's memory Drifts to Bukhara,Samarkand and Tashkent: 

The shifting sands and the caravan's load, 

Blue-gold minarets, 

Mosaic tiled rooms, 

Sunny desert oases along the Silk Road, 

Bountiful grapes, scarlet pomegranate blooms. 

"Oh, what a kingdom! 

None of the lawns of paradise Can be compared with ancient Shash.

 And the one who settled here for good Will forever forget about paradise groves. 

Perhaps, to die in Tashkent is better Than to live a dragging life in another place".

***

Si penyair menuliskan betapa dia terpesona tentang keindahan lingkungan dan suasana yang redup dan dingin saat itu di Moscow. Mengingat, saat itu Bukhara masih berada dalam Uni Soviet dan si penyair sedang dalam perjalanan ke Moscow dari Tashkent, Samarkand dan Bukhara, seperti perjalanan kami .....

Bagaimana si penyair itu menggambarkan betapa indahnya perjalanannya antara kota2 tersebut.Menara emas dan biru di Registan Samarkand dan Bukhara dengan ubin mozaik nya, Dan, Bukhara sebagai oasis di Tengah gurun di sepanjang Jalur Sutra denagn anggur yang melimpah dan bunga2 delima merah yang sedang mekar .....

Si penyair pun terus membayangkan betapa indahnya Bukhara. Sebuah "Kerajaan" dari Surga, katanya. Dan, dia inin menetap disana selamanya, dalam hutan surga nya. Bahkan, si penyair berkata bahwa mungkin mati di Tashkent lebih baik daripada hidup yang membosankan di tempat lain .....

Untukku, itu adalah sebuah ungkapan yang luar biasa dari sebuah hati yang penuh cinta dan pengharapan. Sebuah hati yang ingin berkorban dan berjuang untuk bisa hidup Bersama nya. Bersama di kota2 di Uzbekistan, Tashkent, Samarkad dan Bukhara.

Begitu juga aku, yang merasakan hal yang sama. Tetapi, karena aku bukan penyair, dan aku hidup di era modern sekarang ini, aku lebih berpikir denaggn logika, walau rasa jatuh cintaku tentang Uzbekistan ini pun, terus terasa semakin dalam dari lubuk hatiku ......

Mungkin, secara logika dan arsitektural, Bukhara sebagai kota tua memang jauh dari kata "ramah disabilitas", sama dengan kota2 tua di manapun. Eropa apa lagi dengan heritage nya masing2. Dan, jika kita melihatnya dari dunia seni dan budaya, pun Bukhara lebih terlihat dari desain dan garis2 seni nya.

a1-6667b2eec925c44d965a34c2.jpg
a1-6667b2eec925c44d965a34c2.jpg

Dokumentasi pribadi -  Beberapa dinding, di desain seperti sebuah permadani dengagn alur2 dan garis2 cantik yang berseni khas Bukhara dan Uzbekistan, Bermaterialkan cukup mahal, dan warna keemasan yang membuat mata bersinar dan hati berkilau ......

 

Seperti foto diatas, ketika kami menginap di sebuah "boutique hotel" di Bukhara, dengagn berbagai seni yang berada disana, sunggunh membuat hatiku semakin terasa betapa aku benar2 jatuh cinta kepada Uzbekistan ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun