Karena aku diet karbo, aku tidak memakai nasi utuk makan soup ini, dan tidak banyak karena bercampur dengan makanan-makanan yang lain. Karena konsepnya di hotel adalah prasmanan yang bisa kita ambil banyak makanan dan bermacam-macam.
Soup Osh memiliki makna budaya yang besar di Uzbekistan. Sering disajikan pada acara dan perayaan khusus, seperti pernikahan dan hari libur. Ini juga merupakan hidangan populer selama bulan suci Ramadhan ketika umat Islam berbuka puasa dengan semangkuk Soup Osh.
Manti adalah hidangan sarapan populer lainnya di Uzbekistan. Pangsit kukus ini diisi dengan campuran daging (biasanya daging domba atau sapi) dan bawang bombay, dan disajikan dengan tambahan yogurt atau krim asam. Proses pembuatan manti memang membutuhkan banyak tenaga, namun hasil akhirnya sepadan dengan usaha yang dilakukan.
Manti memang seperti pangsit dari masakan China atau Asia lainnya. Bedanya adalah bumbu-bumbunya. Untuk Manti memang dibumbui dengan resep khusus khas Uzbekistan yang setara dengan bumbu-bumbu Asia Tengah dan Timur Tengah. Sehingga, rasanya memang berbeda sangat dengan pangsit di Indonesia atau negara-negara Asia lainnya.
Â
Manti bisa dinikmati dengan berbagai cara. Beberapa orang lebih suka memakannya begitu saja, sementara yang lain suka mencelupkannya ke dalam yogurt atau krim asam. Yang jelas, justru aku dan teman-teman dari Indomesia dalam tour kami, ingin sekali makan manti dengan saos sambal seperti di Indonesia, hahahaha .....
Perpaduan empuknya isian daging dan adonannya yang empuk memanjakan lidah, menjadikan manti sebagai menu sarapan favorit warga lokal maupun wisatawan.
Karena, di Uzbekistan kami atau terutama aku belum menemukan saos sambal bahkan kecap yang sesuai dengan lidah kami. Sehingga, ketika kami merasakan semua masakan Uzbek yang disajikan, kadang kami ingin memakai cocolan khas Indonesia, yang kami piker akan lebih enak, disbanding dangan beberapa saos khas Uzbek yang kadang kala rasanya menjadi aneh dan beberapa saos untukku, sangat tidak enak, huhuhu .....
Samsa atau Samosa, yang sudah aku tuliskan di beberapa artikel sebelumnya, merupakan makanan tradisional yang biasa dinikmati untuk sarapan di Uzbekistan. Dibuat dengan lapisan adonan serpihan yang diisi dengan labu atau daging (biasanya daging domba atau sapi).
Makanan tersebut kemudian dipanggang hingga berwarna cokelat keemasan dan disajikan hangat, bahkan panas2 jika musim dingin disana, yang secepat kilat menjadi dingin, seperti yang aku makan, di awal musim semi awal Maret 2024 ini.