Setelah beberapa hari kami di Uzbekistan, terutama di Samarkand Dimana kota ini adalah tempat memulainya kami mengeksplore Uzbekistan, kami masing2 membangun "chemistry" dengan beberapa teman dalam 1 grup tour kami. Dan, masing2 dari kami pun "sepakat" antara kami untuk lebih dekat dengan beberapa yang lainÂ
Bukan mau membeda2kan, tetapi tidak mungkin kitab isa dekat dengan banyak orang dalam waktu dekat, sehingga biasanya manusia akan mendekati manusia yang lain, jika ada permasaan atau saling membantu. Dan, itu yang aku lakukan .....
Jadi, walau masing2 dari kami ini baru berkenalan dan berteman dam beberapa hari ini selama beberapa hari di Uzbekistan, bukan berarti kami hanya sekedar bertemu dan hanya berbasa basi saja, tetapi banyak bukti disana bahwa kepedulian itu sangat terasa, terutama untukku.
Entah karena mereka benar2 kasihan melihat aku sebagai wisatawan Perempuan setengah baya dengagn kursi roda karena tubuh kananku lumpuh dan sendirian dalam grup tour kami (karena yang lain selalu Bersama teman atau keluarga), sehingga bebeerapa teman2 baru itu sangat peduli padauk.
Tetapi, sebagai manusia akupunj bisa merasakan hangat kepedulian mereka terhadapku dengan berbagai bantuan dari yang kecil atau terlihat sekedarnya saja, sampai yang berat Dimana mereka benar2 dibela2in untuk membantuku dengagn effort yang cukup besar!
Dalam pertemanan kami saat itu terasa dan terbukti tentang adanya saling mendukung dan saling membantu. Kami pun tetap selalu saling menghornati dan saling menghargai.
Dengan usia yang tertambat jauh dari anak mahasiswa dengan kedua orangtuanya, pekerja2 yang berlibut, researcher seperti akua tau dosen2 denganpendidikan S3 yang kesana untuk santai, tentu saja harus dibutuhkan sebuah rangkulan yang kuat antar kami dengan perbedaan2 tersebut.
Bahkan, ketika aku mendapatkan "masa2 sulitku" disana, mereka benar2 bersatu untuk membantuku. Seperti aku harus pipis di bus karena tidak ada toilet umum dengan kloset duduk, hihihi .....
Atau ketika aku jatuh di kamar hotelku dan mereka harus mengangkatku untuk berdiri dan kakiku bengkak dan mereka mengkompres kaki kananku ......
Atau juga, ketika aku harus berpegangan erat untuk naik turun bus tour kami, atau mereka harus mengangkat kursi roda ajaibku yang berbeban sekitar 30 kg, itu tentu membutuhkan passion dan effort yang cukup besar untuk membantuku, bukan?
Jika hanya 1 atau 2 kali saja mengangkat kursi rodaku seperti driver2 taxi online yang selalu ad ajika aku berkegiatan di Jakarta, mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi, jika setiap hari atau setiap saat jika kami memang akan turun di sebuat tempat selama perjalanan kami di Uzbekistan, tentu saja itu benar2 membutuhkan kepedulian yang sangat tinggi!