Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari 4 Setelah Serangan Stroke - Pak Trihatma Pemilik PT Agung Podomoro Grup, Tidak Mau Aku Resign

31 Januari 2024   14:26 Diperbarui: 31 Januari 2024   14:40 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang aku dengar dan yang aku mengerti, Dokter Gandhi sudah menjadwalkan beberapa terapi khusus untukku, mulai besok.

Aku tidak mengerti terapi2 apa untukku. Tetapi, aku sudah tidak sabar lagi, untuk bisa bergerk. Untuk bisa berbicara, dan untuk bisa sembuh, segera!

Dokter Gandhi dengan timnya, pergi keluar kamarku, setelah berbasa basi dengan ku, dengan kata2 sederhana. Ya, aku mengerti bahwa dia mau aku tenag, sabar dan mengikuti terapi3 yang sudah dijadwalkan untuk ku.

Begitu mereka keluar, kedua orang tuaku memelukku. Aku tersenyum lebar, aku memeluk mereka dengan 1 tanganku saja, sambil berbaring. Dan, mereka menegakkan tempat tidurkku, supaya aku bisa duduk tegak.

Ibu menambahka bantal di sisi tubuh kananku, supaya aku tdak doyong ke kanan, dan ibu mulai menyuapiku teh hangat dan bubur.

Aku mengikuti saja, apa yang disodorkan apapun untukku. Teh hangat manis, dan bubur hangat. Perut menjadi hangat. Cara menelanku pun semakin baik. Walau masih agak sudah menelan.

Bapak bercerita, bagaimana nank2ku sangat excited untuk langsung pergi ke Las Vegas, dan aku tersenyum mendengarnya.

Kasihan anak2ku, mereka harus melihat kenyataan berat, bahwa mamanya terserang stroke yang mengakibatkan aku lumpuh tubuhku sebelalah kanan.

Anak2 itu masih sangat rapuh.

Mereka belum bisa menerima bahwa mungin mamanya tidak bisa berjalan lagi. Mungkin, mamanya tidak bisa bekerja lagi untuk membiayai hidup mereka.

Mereka belum bisa mengerti, bagaimana aku harus menyabung hidupku dalam keadann lumpuh seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun