"Sabar, Christie! Sabar! Kesabaran itu akan menunjukkan kebenaran! Tuhan tahu, apa yang kamu mau! Tetapi, kamu harys sabar!"
Pikiran itu melayang2, dan justru membuat aku tenang. Ya, aku benar2 harus tenang .....
Dengan ketenagan itu, justru aku tertidur dengan nyenyak sampai pagi hari dan matahari sudah bersinar terang, yang bisa masuk ke kamar perawatan baruku .....
***
Aku baru pagi itu, justru dengan segar. Tanda2 keterpurukanku, sepertinya sudah tidak ada. Aku tersenyum lebar, ketika Dokter Gandhi datang pagi itu, ditemani oleh seorang dokter, yang mungkin dia adalah asisten doter utama, serta sederet suster.
"Good morning, beautiful lady", Dokter Gandhi menyapaku, sambil tersenyum lebar.
Aku membalas sapaanya, dengan tersenyum lebar juga. Dan, menggumamkan kayata2 dengan suara yang seperti alien dan kata2 yang tidak jelas maksudnya. Padahal, aku Cuma membalas,
"Selamat pagi, dokter. Good morning, juga", .....
Dan, Dokter Gandhi tertawa gembira. Mungkin, merasa lucu dengan caraku menjawab dengan suara mengguman dan kata2 tidak jelas artinya.
Aku tidak peduli dia tertawa karena apa, tetapi aku mempunyai harapan baru. Hatiku berbunga2 ketika Dokter Gandhi ngoceh banyak2 tentang keadaanku. Sebagian kecil, aku mennagkap artinya, sebagian besar, aku tidak mengerti artinya.
Tiba2, baak dan ibuku datang. Dan, mereka terlibat diskusi tentang keadaanku, dan aku Cuma melihat mereka saja, pikiranku belum sepenuhnya berkonsentrasi. Otakku masih menyesuakan diriku dengan keadaanku yang baru.