Kami menagis bersama, dan aku benar2 tidak mampu menjelaskan. Sampai khirnya, aku mengusap air mataku, dan tersenyum. Bapak melepaskan pelukannya dan mengusap pipiku. Ada air mengembang di sudut mata bapak .....
Anak2ku pun ikut2an berhenti menangis. Suster tersenyum. Bapak menejelaskan dalam bahas Inggris, tetapi aku tidak mengerti kata2 yang keluar dari mulut bapak. Ah ..... entahlah .....
***
Ruang baruku, memang lebih kecil, tetapi hommy.
Sore hari itu, mereka berpamitan kepadaku untuk pulang ke hotel, karena pagi2 subuh besoknya, mereka akan pergi ke Las Vegas, kecuali kedua orang tuaku dan adikku yang sedang bertugas di San Francisco. Aku memandang mereka dengan sedih ....
Mataku terus berair, walau aku berusaha untuk tidak menangis. Aku memeluk kedua anak2ku dengan tangan kiriku, walau hanya sekedar memegang. Pelukan ku secara hanya 1 tangan kiriku saja. Dan, aku berusaha untuk terus tersenyum .....
Begitu juga ketika adikku dengan keluarga nya berpamitan. Aku terus berusaha unuk terus tersenyum.
Ketika aku dipeluk kedua oang tuaku, air mataku merembes, walau dengan cepat, aku menepis dan menggelengkan kepalaku tanda tidak mau menangis. Dan ketika mereka keluar dan menutup pintu ruang baruku, tangisku pun meledak ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H