Anak2ku sangat senang swaktu melihat mesin2 yang mengelilingku, terlepas dari tubuhku, dan ketika selang2 dan jarum2 itu terlepas dari tubuhku, seketika itu juga, mereka memelukku, dan berteriak2 senang.
"Mamaaaaaaa ..... mamaaaaaaa ..... mamaaaaaaaa ...... aku senang deh, mama sudah sembuh.", kata Dennis
"Iyaaa, aku juga senang mama sudah sembuhhhhh .....", susul Michelle.
Hahaha ......
Michelle selalu megikuti apa yang Dennis katakan, dan juga mengikuti apa yang Dennis lakukan. Lucu seklai, dan itu membuat aku semakin bahagia. Mereka seakan tidak mempunyai beban dengan keadaanku, walau aku tidak tahu, ada yang ada di dalam hati mereka .....
Meerka berusaha memelukku, tetapi mereka memang masih kecil. Masih SD, dan aku pun tidak bisa menggapai mereka, karena tubuhku selalu doyong ke kanan. Mereka ingin memelukku lewat sisi kiri tempat tidurku, karena tubuh kananku benar2 belum mampu aku gerakkan.
Tetapi untuk menggapai mereka pun, aku susah, karena mereka masih kecil2. Dan, akhirnya, aku hanya memegang wajah mereka satu persatu, memegang pipi mereka yang kemerahan karena dingin. Mata mereka bersinar2, karena meeka tahu aku "sudah sembuh", sesuai yang mereka harapkan. Mulut mereka pun terus tersenyum lebar.
Ahhhhh ...... aku ingat sekali.
Bayangan2 wajah mereka masih ada di depan mataku. Anak2ku yang berbahagia krena mamanya dianggap sudah sembuh, karena mesin2 yang memantau hidupku sudah lepas dari jarum2 yang menusukku! Anakku melompat2 mengiringi tempat tidurku yang didorong keluar dari ruang ICCU,dan keluargaku pun mengringi dengan tenang.
Aku merasakan, ini seperti liburan. Tidak terasa seperti aku sakit di rumah sakit, walau kenyataanya aku adalah pasca-stroke, yang baru 3 haris terserang stroke berat. Kami masuk ke ruang rawatku yang baru, yang entah sampai kapan aku disana.
"Selamat datang, ruang ku yang baru", hatiku berkata.