Ketika keretka kami datang dengan tujuan yang sama, petugas yang menemaniku me,buka slooper untuk kursi roda ku bisa masuk ke gerbong kereta.Â
Dan, petugas itu menutup sloopernya kembali, menunduk denagn hormat ke arahku, dan dia pergi dengan tegap setelah tersenyum kepada petugas stasiun yang menemani bapak2 tua itu.
Kemudian, setelah petugas yang menemaniku pergi, si petugas yang menemani bapak2 tua itu menggelar sloopernya dan kursi roda yang digunakan oleh bapak2 tua itu masuk ke dalam gerbong kereta yang sama dengan ku.
Si petugas itu melipat lagi sloopernya, dan petugas itu berdiri dengan tegap sambil membawa slooper yang sudah terlipat, tersenyum kearah kami dan membungkuk dengan horm kepada kami, dan diapun berlalu.
Sementara, kkereta menutup pintunya setelah sekian waktu berlalu untuk 2 otang pengguna kutsi roda masuk ke dalam gerbong kereta, dan kereta pun berjalan lambat sampai semakin cepat, meninggalkan berkas kenangan inspitasi untukku ......
***
Aku cukup terpana, ketika ini terjadi. Tidak telalu lama memang. Keadaan yang mirim dengan 2 orang pengguna kursi roda elektrik dengan 2 orang petugas stasiun yang membawakan masing2 slooper untuk masuk ke dalam gerbong kereta, dan pertanyaannya adalah, mengapa tidak jadi 1 saja?
2 orang pengguna kursi roda elekrtik dengan 1 petugas stasiun dengan membawa 1 slooper atau ramp mobile-nya? Mengapa harus 2 petugas stasiun dan 2 slooper?Â
Apakan karena awalnya masing2 dari aku dan bapak tua itu berjalan sendiri2, sehingga ada 2 orang petugas stasiun dan 2 buah slooper? Atau, memang Jepang sangat peduli dengan kenyamanan dan keamanan untuk warga atau wisatawannya?Â
Sehingga, walau tujuannya sama, dengan 2 orang pengguna kursi roda dengan 2 orang petugas stasiun?
Mungkin untuk orang lain, itu biasa saja dan ga ada alas an serta ga ada urusannya mengapa ada 2 orang petugas stasiun dan 2 buah slooper.Â