Aku dan bapsk tua dengan kursi roda elektrik, ditemani dengan 2 orang petugas stasiun yang masing2 membawa 2 buah slooper untuk kami bisa naik ke dalam gerbong kereta yang sama, dengan tujuqn yang sama.
Di Stasiun Yagoto, menunggu keretaku ke Universitar Chukiyo Nagoya .....
Aku memang belum pernah ke Universitas Chukiyo Nagoya, dan aku selalu tertantang ketika aku harus melalui perjalanan yang belum pernah aku lalui dengan minim pengetahuan tentang stasiun itu dan di Jepang, sebuah negara yang benar2 "susah untuk dimengerti" karena bahasanya yang unik.
Saat itu, aku ditemani petugas stasiun, menunggu kereta datang yang membawaku ke destinasiku saat itu.
Tiba-tiba ada seorang calon penumpang seperti aku, dan benar2 seperti aku denagn kursi roda elektriknya. Seorang bapak-bapak tua dan juga ditemani oleh petugas stasiun, sama seperti aku. Karena para petugas stasiun itu membawa masing2 slooper atau 2 buah ramp mobile, untuk kami masuk ke kereta dari platform.
2 orang pengguna kursi roda, aku dan bapak-bapak tua itu.
2 orang petugas stasiun yang membawa.
2 buah slooper atau ramp mobile untuk kursi roda bisa masuk ke dalam kereta,
Padahal, kita berdua akan dalam gerbong yang sama, karena konsep gerbong kereta adalah selalu terdapat bbeerapa gerbong dalam 1 rangkaian kereta yang mempunyai fasilitas tempat yang lebih nyaman untuk kursiroda.
Mengerti kah maksudnya?
Bahwa, Jepang sangat mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang sangat tinggi tentang:
KEPEDULIAN
RESPEK
AMAN
NYAMAN
DISIPLIN
TIDAK SEMATA-MATA MENGHORMATI MENGHARGAI ......
Ketika keretka kami datang dengan tujuan yang sama, petugas yang menemaniku me,buka slooper untuk kursi roda ku bisa masuk ke gerbong kereta.Â
Dan, petugas itu menutup sloopernya kembali, menunduk denagn hormat ke arahku, dan dia pergi dengan tegap setelah tersenyum kepada petugas stasiun yang menemani bapak2 tua itu.
Kemudian, setelah petugas yang menemaniku pergi, si petugas yang menemani bapak2 tua itu menggelar sloopernya dan kursi roda yang digunakan oleh bapak2 tua itu masuk ke dalam gerbong kereta yang sama dengan ku.
Si petugas itu melipat lagi sloopernya, dan petugas itu berdiri dengan tegap sambil membawa slooper yang sudah terlipat, tersenyum kearah kami dan membungkuk dengan horm kepada kami, dan diapun berlalu.
Sementara, kkereta menutup pintunya setelah sekian waktu berlalu untuk 2 otang pengguna kutsi roda masuk ke dalam gerbong kereta, dan kereta pun berjalan lambat sampai semakin cepat, meninggalkan berkas kenangan inspitasi untukku ......
***
Aku cukup terpana, ketika ini terjadi. Tidak telalu lama memang. Keadaan yang mirim dengan 2 orang pengguna kursi roda elektrik dengan 2 orang petugas stasiun yang membawakan masing2 slooper untuk masuk ke dalam gerbong kereta, dan pertanyaannya adalah, mengapa tidak jadi 1 saja?
2 orang pengguna kursi roda elekrtik dengan 1 petugas stasiun dengan membawa 1 slooper atau ramp mobile-nya? Mengapa harus 2 petugas stasiun dan 2 slooper?Â
Apakan karena awalnya masing2 dari aku dan bapak tua itu berjalan sendiri2, sehingga ada 2 orang petugas stasiun dan 2 buah slooper? Atau, memang Jepang sangat peduli dengan kenyamanan dan keamanan untuk warga atau wisatawannya?Â
Sehingga, walau tujuannya sama, dengan 2 orang pengguna kursi roda dengan 2 orang petugas stasiun?
Mungkin untuk orang lain, itu biasa saja dan ga ada alas an serta ga ada urusannya mengapa ada 2 orang petugas stasiun dan 2 buah slooper.Â
Tetapi, untukku adalah sangat special. Unik. Aneh dan peduli. Entah apa jswabannya, tetapi keadaan itu membuat aku terus berpikir dan merenung, mengapa?
By Christie Damayanti
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI